Senin, 04 Mei 2015

ANALISIS MATERI PENDIDIKAN AL-QUR’AN/ AL-HADITS UNTUK SMA/SMK/MA MUHAMMADIYAH KELAS 10

ANALISIS MATERI PENDIDIKAN AL-QUR’AN/ AL-HADITS
UNTUK SMA/SMK/MA MUHAMMADIYAH KELAS 10


A.         Pendahuluan
Mata pelajaran Pendidikan Al-Qur’an dan Hadits merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupannya sehari-hari. Materi Pendidikan Al-Qur’an dan Hadits ini hanya diberikan di sekolah-sekolah yang berbasis keislaman seperti Madrasah Ibtidaiyyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah ‘Aliyah (MA) serta sekolah-sekolah bercirikan Islam seperti Sekolah Dasar Islam (SDI), Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) dan Sekolah Menengah Atas Islam (SMAI).
Di tingkat SMA/SMK/MA Muhammadiyah, mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits diberikan dari kelas 10 sampai kelas 12. Mata pelajaran ini disajikan oleh guru di antaranya dengan mengacu pada buku ajar yang berjudul Pendidikan Al-Qur’an/ Al-Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah, dari kelas 10 sampai kelas 12. Buku pelajaran Pendidikan Al-Quran/ Al-Hadits kelas X ini ditulis oleh Sangidah Rofi’ah, S.Ag, M.S.I dan diterbitkan oleh Majelis Dikdasmen PWM DIY. Buku ini disusun mengacu pada kurikulum ISMUBA jenjang SMA/SMK/MA yang dikembangkan Majelis Dikdasmen PWM DIY tahun 2011 dengan mempedomani Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan pendidikan ISMUBA yang ditetapkan Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Standar Isi PAI yang dirumuskan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2011.
Agar dapat mengajarkan materi Al-Qur’an dan Hadits dengan baik, maka guru dituntut untuk mampu menganalisis materi yang disajikan dalam buku tersebut. Hasil analisis, berupa kelebihan-kelebihan buku akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencapai efektifitas pembelajaran. Adapun kekurangan-kekurangannya dapat dieliminir dengan cara memperkaya materi Al-Qur’an dan Hadits dari sumber-sumber lain. Dalam makalah ini akan diuraikan analisis terhadap materi buku Pendidikan Al-Qur’an/ Al-Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 10.

B.          Profil dan Isi Buku
Buku yang akan dianalisis dalam makalah ini berjudul Pendidikan Al-Qur’an/ Al-Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 10. Buku ini ditulis oleh Sangidah Rofi’ah, S.Ag, M.S.I dan diterbitkan olehMajelis Dikdasmen PWM DIY. Sampul buku berwarna orange kecoklatan, bagian kiri atas sampul terdapat logo Muhammadiyah. Terdapat suatu bangunan bertingkat seperti kantor berwarna biru coklat dengan dihiasi bagian tengah berupa logo Muhammadiyah.
Buku yang ditulis mengacu pada kurikulum ISMUBA jenjang SMA/SMK/MA yang dikembangkan Majelis Dikdasmen PWM DIY tahun 2011 dengan mempedomani Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan pendidikan ISMUBA yang ditetapkan Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Standar Isi PAI yang dirumuskan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2011 dimulai dengan sambutan dari kepala dinas Dikpora DIY, sambutan kepala kantor PWM DIY, Pengantar Majelis Dikdasmen PWM DIY, daftar isi semester 1 dan semester 2, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X semester gasal dan semester genap. Materi yang digunakan untuk semester 1 yaitu dari bab 1 sampai bab 8, kemudian materi semester 2 dari bab 9 sampai bab 13. Di dalam buku ini, di setiap bab juga diberikan ilustrasi gambar. Pada setiap akhir bab pembelajaran disediakan soal evaluasi baik obyektif test maupun essay test. Isi buku diakhiri dengan daftar pustaka. Sampul belakang dimanfaatkan untuk menuliskan seperti kata mutiara mengenai Muhammadiyah oleh K.H. Ahmad Dahlan.
Adapun daftar isi buku ini adalah sebagai berikut:
A.      Kelas X semester 1
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1. Memahami QS. Adz-Dzariyat ayat 56 tentang fungsi manusia sebagai hamba Allah
1.1 Membaca QS. Adz-Dzariyat 56 dengan    tartil
1.2 Mengartikan QS. Adz-Dzariyat 56 dengan    benar
1.3 Memahami isi kandungan QS. Adz-Dzariyat 56
1.4 Menghafal QS. Adz-Dzariyat dengan benar

2. Memahami QS. Al-Baqarah ayat 30 tentang fungsi manusia sebagai khalifah Allah
2.1 Membaca QS. Al-Baqarah ayat 30 dengan tartil.
2.2 Mengartikan QS. Al-Baqarah ayat 30 dengan benar.
2.3 Memahami isi kandungan QS. AL-Baqarah ayat 30
2.4 Menghafal QS. Al-Baqarah ayat 30 dengan benar.
3. Memahami QS. An-Nisa’ ayat 59 tentang kewajiban mentaati Allah dan Rasulullah SAW.
3.1 Membaca QS. An-Nisa’ ayat 59 dengan tartil.
3.2 Mengartikan QS. An-Nisa’ ayat 59 dengan benar.
3.3 Memahami isi kandungan QS. An-Nisa’ ayat 59.
3.4 Menghafal QS. An-Nisa’ ayat 59 dengan benar.
4. Memahami QS. Al-Baqarah ayat 1-5 tentang tanda-tanda orang yang bertaqwa
4.1 Membaca QS. Al-Baqarah ayat 1-5 dengan tartil.
4.2 Mengartikan QS. Al-Baqarah ayat 1-5 dengan benar.
4.3 Memahami isi kandungan QS. Al-Baqarah ayat 1-5.
4.4 Menghafal QS. Al-Baqarah ayat 1-5 dengan benar.
5. Memahami QS. Al-An’am ayat 162-163 tentang penyerahan diri kepada Allah
5.1 Membaca QS. Al-An’am ayat 162-163 dengan tartil.
5.2 Mengartikan QS. Al-An’am ayat 162-163 dengan benar.
5.3 Memahami isi kandungan QS. Al-An’am ayat 162-163.
5.4 Menghafal QS. Al-An’am ayat 162-163 dengan benar.
6. Memahami QS. Al-Furqan ayat 63-68 tentang sifat-sifat hamba Allah yang mendapat kemuliaan
6.1 Membaca QS. Al-Furqan ayat 63-68 dengan tartil.
6.2 Mengartikan QS. Al-Furqan ayat 63-68 dengan benar.
6.3 Memahami isi kandungan QS. Al-Furqan ayat 63-68.
6.4 Menghafal QS. Al-Furqan ayat 63-68 dengan benar.
7. Memahami hadits tentang amal shalih
7.1 Membaca hadits tentang amal shalih dengan benar.
7.2 Mengartikan hadits tentang amal shalih dengan benar.
7.3 Memahami isi kandungan hadits tentang amal shalih.
7.4 Menghafal hadits tentang amal shalih dengan benar.
8. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang kontrol diri (mujahadah an nafs), prasangka baik (husnudzon), dan persaudaraan (ukhuwah).
8.1 Membaca berdasarkan kaidah tajwid QS. Al-Anfal ayat 72; QS. Al-Hujurat ayat 12; dan QS. Al-Hujurat ayat 10.
8.2 Menulis dengan baik dan benar QS. Al-Anfal ayat 72; QS. Al-Hujurat ayat 12; dan QS. Al-Hujurat ayat 10.
8.3 Menerjemahkan dengan tepat QS. Al-Anfal ayat 72; QS. Al-Hujurat ayat 12; dan QS. Al-Hujurat ayat 10.
8.4 Menjelaskan kandungan QS. Al-Anfal ayat 72; QS. Al-Hujurat ayat 12; dan QS. Al-Hujurat ayat 10, serta hadits yang terkait.

B.       Kelas X semester 2 (Genap)
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
9. Memahami ayat-ayat AL-Qur’an dan Hadits tentang larangan khamr/narkoba, judi, dan zina.
9.1 Membaca berdasarkan kaidah tajwid QS. Al-Maidah ayat 90; QS. Al-Isra’ ayat 32; QS. Al-Baqarah ayat 219.
9.2 Menulis dengan benar QS. Al-Maidah ayat 90; QS. Al-Isra’ ayat 32; QS. Al-Baqarah ayat 219.
9.3 Menerjemahkan dengan tepat QS. Al-Maidah ayat 90; QS. Al-Isra’ ayat 32; QS. Al-Baqarah ayat 219.
9.4 Menjelaskan kandungan QS. Al-Maidah ayat 90; QS. Al-Isra’ ayat 32; QS. Al-Baqarah ayat 219.

10.Memahami QS. An-Nahl ayat 125 tentang strategi berdakwah
10.1 Membaca QS. An-Nahl ayat 125 dengan tartil.
10.2 Mengartikan QS. An-Nahl ayat 125 dengan benar.
10.3 Memahami isi kandungan QS. An-Nahl ayat 125.
10.4 Menghafal QS. An-Nahl ayat 125 dengan benar.
11.Memahami QS. Ali-‘Imran ayat 190-191 tentang ulul-albab
11.1 Membaca QS. Ali-‘Imran ayat 190-191 dengan tartil.
11.2 Mengartikan QS. Ali-‘Imran ayat 190-191 dengan benar.
11.3 Memahami isi kandungan QS. Ali-‘Imran ayat 190-191.
11.4 Menghafal QS. Ali-‘Imran ayat 190-191 dengan benar.
12.Memahami QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10 tentang beberapa ketentuan berhubungan dengan shalat Jum’at
12.1 Membaca QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10 dengan tartil.
12.2 Mengartikan QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10 dengan benar.
12.3 Memahami isi kandungan QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10.
12.4 Menghafal QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10 dengan benar.
13.Memahami hadits Nabi tentang takabur dan minuman keras serta perilaku menyerupai lawan jenis.
13.1 Membaca hadits tentang takabur dan minuman keras serta perilaku menyerupai lawan jenis dengan tartil
13.2 Mengartikan hadits tentang takabur dan minuman keras serta perilaku menyerupai lawan jenis dengan benar.
13.3 Memahami isi kandungan hadits tentang takabur dan minuman keras serta perilaku menyerupai lawan jenis.
13.4 Menghafal hadits tentang takabur dan minuman keras serta perilaku menyerupai lawan jenis dengan benar.

C.         Analisis Materi
Analisis materi yang akan pemakalah identifikasi meliputi berbagai aspek. Di antaranya: Aspek bahasa dan tulisannya, aspek kesesuaian materi dengan standar kompetensi yang ingin dicapai, kronologi atau sistematika materi dan evaluasi belajar.
1.        Analisis Bahasa
Pemakalah menemukan beberapa kesalahan bahasa yang digunakan dalam kalimat-kalimat buku ini. Kesalahan yang terjadi seperti pada halaman 3 pada peta konsep, yaitu kata ikhfa’ haqiqiy yang seharusnya tertulis ikhfa’ haqiqi. Contoh lain pada halaman
Kata shirat mustaqim merupakan bahasa arab yang artinya jalan lurus.  . Akan lebih baik apabila di tambahkan “al” menjadi shirat al-mustaqim. (halaman 19,baris ke sebelas). Kata di seantero jagat merupakan kata yang susah untuk difahami. Seharusnya menggunakan kata seluruh dunia, (halaman 16 bagian paling atas baris kedua). Kata luput merupakan Bahasa Jawa yang artinya hilang. (Pada halaman 42.) Kata tersebut tentu tidak baku bila diserap mentah begitu saja ke dalam Bahasa Indonesia.
Selain dari kesalahan bahasa yang digunakan (baku/tidak baku) terdapat pula bahasa maupun kata yang kurang tepat saat diterapkan dalam konteks kalimat. Sebagai contoh: cara membaca dengan mudah maka harus memahami hukum bacaan yang terkandung dalamnya (halaman 3, alinea pertama). Kata dalamnya kurang tepat bila diterapkan dalam kalimat tersebut. Akan lebih tepat apabila menggunakan kata di dalamnya. Contoh lain: saya terangkan kepadamu, bahwa saya tidak menemukan kendaraan sebelum saya datang ini (halaman 8, alinea ketiga, baris ketujuh). Kata ini akan lebih tepat apabila diganti mejadi sekarang, karena akan mudah diserap maupun diartikan.
Selain contoh diatas masih ada contoh kata dalam konteks bahasa yang terlalu bertele-tele, misalnya pada halaman 19 poin kedua: ...nantinya akan berbuat kerusakan di bumi dan berbunuh-bunuhan. Kata berbunuh-bunuhan merupakan kata yang terlalu bertele-tele, akan lebih ringkas apabila menggunakan kata saling membunuh. Contoh lain: demikianlah pula menggunjingpun diharamkan dalam agama dan dianggap buruk di dalam jiwa (manusia) (halaman 87, alinea 6). Kata demikianlah pula menggunjingpun terlalu bertele-tele, akan lebih baik apabila kalimatnya “demikian pula menggunjing”. Penafsiran akan lebih mudah.
Ada pula penggunaan kalimat yang tidak relevan dan tidak konsisten pada bagian awal hingga bagian akhirnya. Sebagai contoh: medengar dan menaati seorang (pemimpin) yang Muslim adalah wajib, baik dalam perkara yang disenangi atau dibenci, selama tidak diperintahkan untuk maksiat...(halaman 29 bagian paling akhir). Padahal dalam paragraf selanjutnya berbunyi: hanya saja, sebagaimana ditegaskan dalam hadits di atas, perkara yang diperintahkan oleh pemimipin itu tidak boleh melanggar syari’ah (halaman 30 alinea ketiga). Seharusnya pada paragraf awal kata maksiat menggunakan kata syari’ah agar mudah dipahami secara kontekstual. Contoh lain adalah pada halaman 32 alinea ketiga dan keempat, halaman 42 alinea ketiga: aku berjuang dan aku berbuat apapun hanya untuk Allah semata-mata. Aku makan tidak pernah kenyang. Aku kenyang dengan kelzatan bersama Tuhan. Aku minum tidak pernah hilang dahaga karena aku mabuk cinta dengan Tuhan... kata Tuhan tidak konsisten dalam paragraftersebut, agar tetap konsisten hendaknya menggunakan kata Allah sampai akhir paragrafnya.
Selain hal tersebut di atas ada pula kalimat yang tidak menggunakan kata hubung, karenanya menjadikan kalimat rancu. Contohnya: oleh karena jauhilah perbuatan-perbuatan yang merugikan tersebut untuk keselamatan... (halaman 92). Kalimat oleh karena jauhilah sedikit rancu karena tidak mempunyai kata hubung, akan lebih baik apabila menggunakan kata hubung “itu”.
Ada pula bahasa-bahasa yang tidak formal. Contohnya: seperti kamu punya kesalahan terhadap penguasa (raja/presiden).... belum tentu (di akhirat) anda diampuni dosanya atau tidak (halaman 151 baris pertama dan baris kesepuluh). Kata kamu pada kalimat pertama terkesan tidak formal bahkan tidak sopan, sedangkan pada kalinat berikutnya menggunakan kata anda. Akan lebih baik apabila komposisi kalimat konsekuen dan kata kamu diganti menggunakan kata anda.

2.        Analisis Tulisan
Kualitas tulisan buku Pendidikan Al-Qur’an/Al-Hadits untuk SMA/SMK/MA sudah cukup baik. Baik tulisan latin maupun arab mudah dan jelas dibaca. Tulisan latin menggunakan font Times New Roman dengan ukuran 12. Sedangkan jenis huruf arab yang digunakan adalah Traditional Arabic ukuran 18.
Meskipun secara umum tulisan sudah bagus, namun masih banyak juga tulisan yang salah. Kesalahan tulis yang paling banyak pemakalah temukan adalah penulisan tulisan. Contohnya pada halaman 19, kata yang seharusnya Darussalam ditulis dengan kata Darus salam.  Pada halaman 18, kata kabar  ditulis dengan Khabar.  Pada halaman 18 tulisan Mukmin ditulis dengan Mu’min. Pada halaman 19 kalimat yang seharusnya dijelaskan ditulis dengan djelaskan. Pada poin soal halaman 24, terjadi kesalahan dalam penulisan soal bahasa arab dengan mengacu perintah soalnya harus ada titik-titik untuk mengisi jawaban yang berada di dalam ayat Qur’an al-Isra’ ayat : 9. Pada halaman 28 tulisan zolim seharusnya tulisan tersebut zalim. Pada halaman 29 tertulis tai’ut tabi’in seharusnya ditulis tabi’ut tabi’in. kata keihlasan seharusnya ditulis keikhlasan pada halaman 42. Dan juga pada halaman 67 terdapat tulisan diridhoi seharusnya diridhai. Dalam pemenggalan kata, kata di manapun seharusnya dimanapun. Di sini seharusnya disini (halaman 80). Kata ridlo seharusnya ridha (halaman 81). Kata mela’nati seharusnya melaknati (halaman 121). Dan pada kata ma’siat seharusnya maksiat dan kata manusi seharusnya manusia Kata sebahagian  seharusnya sebagian (halaman 133). Kata nahy seharusnya nahi (halaman 142). Kata idzhar halqy seharusnya ditulis idzhar halqi (halaman 153).
Pemakalahan beberapa istilah yang ada tidak sesuai dengan Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia. Misalnya Al-Qur>an (halaman 6) seharusnya ditulis Al-Qur’an. Kata thabi’y (halaman 27) seharusnya ditulis thabi’i. Kata berakidah (halaman 48) seharusnya ditulis beraqidah. Kata tawadhu (halaman 151) seharusnya ditulis tawadhu’. Kata ka>bah (halaman 95) seharusnya ditulis Ka’bah.
Pemakalahan beberapa kata yang tidak diawali dengan huruf kapital pada kata-kata tertentu seperti: zabur, taurat, injil (halaman 41), seharusnya ditulis Zabur, Taurat, Injil. Kata-kata yang seharusnya tidak diawali dengan huruf kapital akan tetapi diawali dengan huruf kapital, contohnya: menggunjing/Membicarakan (halaman 87) seharusnya ditulis menggunjing/membicarakan. Kalimat adalah Termasuk perbuatan syaitan (halaman 94) seharusnya ditulis adalah termasuk perbuatan syaitan. Kata islam (halaman 97) seharusnya ditulis Islam. Pemakalahan nama hari, nama orang, jenis agama masih banyak yang tidak ditulis kapitak diawal katanya seperti: jum’at, adam, islam, nasrani, yahudi (halaman 134) seharusnya ditulis Jum’at, Adam, Islam, Nasrani, Yahudi.
Pemakalahan kalimat yang seharusnya ada jarak (spasi) akan tetapi tidak diberi jarak (spasi) atau sebaliknya. Misalnya: setelah tanda titik (.) tidak diberi jarak (spasi) pada halaman 96 ...yang pada akhirnya dilarang.Karena itu... seharusnya kata karena diberi jarak satu spasi dari titik. Pada kalimat mahatinggi (halaman 112) seharusnya ditulis Maha Tinggi. Pada kata jurudakwah (halaman 114) seharusnya ditulis juru dakwah. Kalimat dekatimam (halaman 135) seharusnya ditulis dekat imam. Kalimat mendapatpahala, barangsiapa, kemasjid, yangmempunyai, diaberkurban, kepadakushalawatnya, akanmengabulkannya, untuksegera (halaman 135, 136) seharusnya ditulis mendapat pahala, barang siapa, ke Masjid, yang mempunyai, dia berkurban, kepadaku shalawatnya, akan mengabulkannya, untuk segera. Kata di taati (halaman 29) seharusnya ditulis ditaati.
Pemakalahan kata masih banyak yang belum lengkap sebagai contoh: mentaati (halaman 19, 26, 30)  seharusnya berdasarkan tulisan Bahasa Indonesia yang benar huruf K,T,S,P lebur apabila diberi awalan seperti men- dan sebagainya, seharusnya ditulis menaati. Kata dipetakn (halaman 33) seharusnya ditulis dipetakan. Kata berpunca, terkeluar, bapa (halaman 43) seharusnya ditulis berpuncak, keluar, bapak. Pada kalimat kebajikan-kebajiikan (halaman 63) seharusnya ditulis kebajikan-kebajikan. Pada halaman 45 Ayat yang digaris bawah di atas maknanya adalah, padahal dalam soal tidak ada yang digaris bawahi. Pada halaman 76 kata dimpinnya seharusnya ditulis dipimpinnya. Pada halaman 82 kata pertolongn seharusnya ditulis pertolongan. Pada halaman 86 kata shohih seharusnya dalam pemakalahan Bahasa Indonesia yang baku adalah shahih. Pemakalahan kalimat kandungan isi akan lebih baik bila ditulis isi kandungan (terdapat pada setiap bab kandungan isi dibuku).
Pemakalahan kalimat dalam tulisan Arab masih kerap dijumpai tulisan yang kurang tanda baca (fathah, dhomah, sukun, alif) hampir disemua ayat yang dijumpai dibuku. Begitu pula dengan pemakalahan tanda baca, yang seharusnya ada tanda waqof akan tetapidalam buku ditulis tanpa tanda waqof.

3.        Analisis Arti
Terjemahan arti dalam buku Pendidikan Al-Qur’an/Al-Hadits baik perkata maupun keseluruhan kalimat sudah cukup baik. Akan tetapi masih ditemukan beberapa kata yang pemakalahan artinya kurang. Sebagai contoh: kata فِي اْلاَرْضِ digaris bawahi pada halaman 22 yang seharusnya artinya adalah di bumi, akan tetapi dalam pilihan soal tidak ada opsi di bumi, melainkan bumi saja. Terdapat pula penafsiran ayat yang tidak sinkron diawal dan diakhirnya. Sebagai contoh pada halaman 4 arti kata لِيَعْبُدُوْنِ diartikan supaya mereka menyembah kepadaku, sedangkan dalam arti keseluruhan kalimat dituliskan ...supaya mereka mengabdi kepadaku. Hal tersebut tentu saja tidak ada kesesuaian arti perkata dan arti secara keseluruhan.
4.        Analisis Urutan Materi
Seletah pemakalah mencermati secara seksama terhadap urutan penyajian materi buku Al – Qur’an Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 10, secara keseluruhan urutan materi dalam buku ini sudah runtut. Antara standar kompetensi dengan kompetensi dasar, maupun kompetensi dasar dengan penempatan materi yang terdapat didalam buku.
5.        Analisis Kesesuaian Materi dengan Standar Kompetensi
Berkaitan dengan kesesuaian antara materi dengan standar kompetensi, setelah pemakalah melakukan analisis buku, maka terdapat beberapa aspek yang dapat dianalisis terkait kesesuaian materi dengan standar kompetensi, diantaranya:
a)   Ilustrasi
Ilustrasi gambar dalam setiap babnya menurut pemakalah sebenarnya lebih memudahkan pemahaman terhadap siswa. Ilustrasi di beberapa bab menurut pemakalah sudah sesuai dengan standar kompetensi.
Hanya saja ada beberapa gambar ilustrasi yang dirasa pemakalah kurang sedikit sesuai dengan bab yang dibahas, yaitu ilustrasi bab VIII yang mengangkat topik “husnudzan dan ukhuwah” tetapi menurut pemakalah gambar ilustrasi yang disajikan tidak berkaitan dengan topik yang diangkat. Ilustrasi dalam bab VIII malah menggambarkan hadits mengenai orang yang sedang sakit, sehingga sangat tidak berkaitan dengan pokok bahasan yang disajikan.
Hal ini juga terdapat pada bab XIII dengan judul “takabur, minuman keras, dan menyerupai lawan jenis” yang sangat tidak berkaitan. Ilustrasi tersebut menggambarkan padi yang mulai berisi, menurut pemakalah ilustrasi padi yang mulai lebih berisi lebih tepat untuk menggambarkan orang yang rendah hati. Contoh ilustrasi yang tepat contohnya gambar orang yang sedang memegang botol khamr.
b)   Peta Konsep
Secara keseluruhan peta konsep setiap bab sudah sesuai antara standar kompetensi. Hanya saja terdapat satu peta konsep yang tidak sesuai dengan standar kompetensi XI yaitu mengenai “ulul-albab”. Di dalam bab tersebut ayat yang digunakan dalam peta konsep sudah sesuai terkait “ulul-albab” namun pembahasan di dalam peta konsepnya membahas mengenai “berdakwah” yang seharusnya pembahasan berdakwah dibahas dalam bab X.
c)    Uraian Materi
Uraian materi dalam buku ini setiap babnya sudah mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai. Setiap membahas ayat, urutan pembahasannya yaitu dari membaca dan menulis teks ayat, hukum bacaannya, arti per kata arti keseluruhan, dan isi kandungan. Namun, ada satu ayat pendukung dalam bab ke VIII tentang “husnudzan dan ukhuwah” yaitu surat Al-Hujurat ayat 12 pembahasannya hanya berhenti pada arti keseluruhan saja, untuk isi kandungan tidak dicantumkan. Padahal, apabila isi kandungan dicantumkan, maka akan lebih memudahkan para siswa untuk memahami materi terkait.

d)   Kisah Teladan
Pada bab VIII, bab ini membahas tentang Husnuzhan dan Ukhuwah. Ukhuwah biasa di artikan sebagai “persaudaraan” sedangkan Husnuzhan yaitu “berprasangka baik”. Sedangkan didalam Kisah Teladan yang di cantumkan dalam materi tersebut adalah “Islam Rasional Ala Umar”.  Yang pada intinya kisah ini bercerita tentang sikap keras umar dalam beragama, dan mampu melihat hal – hal gaib yang ada kalanya mendahului wahyu. Dan Rasulullah SAW menyatakan “sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lisan umar dan hatinya”. Kisah teladan diatas sebenarnya bisa dimasukan kedalam bab II yang membahas tentang “Fungsi Manusia Sebagai Khalifah Allah”pada halaman 13.
Pada bab IX, bab ini membahas tentang Larangan Khamr / Narkoba judi dan Zina. Sedangkan Kisah Teladan yang tercantum adalah “Keajaiban Do’a Istri Shalihah”. Kisah teladan tersebut sebenarnya dapat dimasukan ke dalam bab V yaitu “Penyerahan diri kepada Allah SWT pada halaman 47.
e)    Kamus Mini
Adanya kamus mini di setiap babnya menurut pemakalah sangat membantu untuk memudahkan siswa dalam mempelajari materi terutama mengenai istilah-istilah yang masih dirasa asing. Menurut pemakalah, kamus mini yang disajikan sudah sesuai dengan standar kompetensi yang akan dicapai.

6.        Analisis terhadap Evaluasi Belajar
Instrumen evaluasi belajar yang digunakan dalam buku ini sudah cukup bagus dan memadahi. Menurut Anas Sudiyono (2001) dalam instrumen evaluasi yang baik antara lain bersifat representatif, obyektif, variatif dan valid.
a.    Aspek Representatif
Dari aspek representatif, hampir semua soal evaluasi yang disajikan sudah dapat dikatakan representatif terhadap materi yang disampaikan dan dapat mewakili sebagai fungsinya menjadi pengukur materi yang disampaikan dalam buku.
b.    Aspek obyektivitas
Dari aspek obyektivitas, secara keseluruhan materi hampir sudah dapat dikatakan obyektif, dan dapat digunakan sebagai pengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi yang disampaikan. Akan lebih obyektif lagi apabila dalam memberikan penilaian terhadap siswa juga bersifat obyektif, apa adanya dan tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil keputusan atau tindakan dalam penilaian sehingga benar-benar murni dari kemampuan siswa itu sendiri
c.    Aspek variatif
Di dalam buku ini, pembuatan soal sudah dapat dikatakan bervariasi karena jenis soal-soal yang digunakan sudah mencakup obyektif test dan essay test tetapi masih dalam kategori simpe. Jenis soal obyektif test dalam buku ini hanya menggunakan multiple choice item (pilihan ganda) dengan alternatif jawaban a,b,c,d, dan Untuk jenis soal essay test menggunakan tes uraian terbatas yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa terhadap materi. Tetapi, alangkah baiknya soal evaluasi ditambah dengan bentuk yang lebih bervariasi, misalnya untuk bentuk obyektif test ditambahkan dengan model soal matching test, fill in test, dan true-false test yang disesuaikan dengan materi yang disampaikan.
d.   Valid
 Terdapat satu soal yang kurang valid yaitu soal pilihan ganda nomor 2 bab V yang tidak sesuai dengan yang diajarkan di dalam buku. Tetapi, secara keseluruhan soal sudah dapat dikatakan valid sesuai dengan materi yang diajarkan di dalam buku.


D.         Kesimpulan
Dari uraian di atas, pemakalah menyimpulkan bahwa dalam buku Al-Qur’an dan Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas X:
1.        Terdapat banyak kesalahan bahasa, penulisan, dan kata yang digunakan.
2.        Pemaparan materi sudah urut.
3.        Terdapat beberapa materi yang tidak sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai.
4.        Bentuk evaluasi belajar sudah cukup baik dilihat dari segi representaif, obyektifitas, dan validitasnya hanya saja untuk model soalnya bisa lebih dibuat lebih bervariasi lagi.


DAFTAR PUSTAKA


Rofi’ah, Sangidah. 2012. Pendidikan Al-Qur’an/ Al-Hadits SMA/SMK/MA Muhammadiyah. Yogyakarta: Dikdasmen PWM DIY
Wikibooks Bahasa Indonesia Ejaan Yang Disempurnakan.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Belajar, Bandung: Rajawali Press, 2001


Tidak ada komentar:

Posting Komentar