Senin, 01 Juni 2015

Si Bolang kelompok 4 jalan-jalan at Nol Kilometer aauuuuuu

Ini video bolang lagi jalan-jalan dari kelompok 4, kita malem-malem cari orang buat diwawancarai mengenai kota jogja. suka duka kita waktu pembuatan video ini. semoga video ini dapat menjadi kenangan kita bersama kelompok 4 dimasa yang akan datang. penasaran?????? liat aja disini

Sabtu, 30 Mei 2015

JURNAL INTERNASIONAL TENTANG PENDIDIKAN (SOCIAL AND EMOTIONAL LEARNING)

Jika anda membutuhkan jurnal internasional tentang pendidikan, mungkin blog ini sudah tepat. saya mempunyai salah satu alamat jurnal internasional tentang Social and Emotional Learning. silahkan klik disini

Kamis, 07 Mei 2015

JURNAL UMY

Jurnal UMY
Library.umy.ac.id

JURNAL ILMIAH INTERNASIONAL
www.proquest.com/pqdweb
http://search.ebscohost.com
www.infotrac.galegroup.com/default

JURNAL ILMIAH NASIONAL
http://garuda.dikti.go.id
http://katalog.pdii.lipi.go.id/opac
http://www.doaj.org  Directory of Open Access Journal
http://scholar.google.co.id/
http://www.arsip.lipi.go.id Mirror Scientific Data in Lipi
http://libra.msra.cn/ Libra Academic Search
http://www.journals.aps.org JSTOR Scholary Journal Archive
http://www.publish.aps.org American Physical Sodety
http://wikicfp.com/dfp/
http://www.eldoxea.com Web Khusus Pencari E-Learning Document
http://luk.staff.ugm.ac.id/riset Kumpulan Tesis, Disertasi , dan Jurnal Online
http://en.academic.ru Academic Directionaries and Encyclopedia
http://www.nap.edu/about.html The National Academies Press

Senin, 04 Mei 2015

makalah tentang syirik

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah

Kehidupan setiap manusia tidak akan lepas dari unsur sosial yang mempengaruhi pola pikir dan cara pandangnya. Dalam hal ini berkaitan eratdengan unsur warisan kebudayaan yang berhubungan dengan suatu tradisi yang masih dipercayai oleh masyarakat. Tradisi dalam sekelompok masyarakat merupakan sesuatu yang sudah mendarah daging dari keturunan – keturunan sebelumnya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu sebuah tradisi bisa menjadi malapetaka apabila menyimpang dari ajaran agama, terutama agama islam.
            Perbuatan itu adalah menuhankan sesuatu selain Allah dengan menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan, kecuali hanya kepada Allah SWT. Salah satu contohnya adalah sebuah tradisi yang mempercayai atau menganggap sebuah benda mempunyai kekuatan. Tradisi ini merupakan suatu tindakan syirik atau menyekutukan Allah. Dalam makalah ini akan menyampaikan tentang pengertian,  jenis dan dampak syirik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian syirik?
2.      Apa penyebab terjadinya syirik?
3.      Apa akibat dari perbuatan syirik?
4.      Bagaimana cara menghindari perbuatan syirik?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian syirik.
2.      Untuk mengetahui  penyebab terjadinya syirik.
3.      Untuk mengetahui akibat dari perbuaan syirik.
4.      Untuk mengetahui cara menghindari perbuatan syirik.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Syirik
            Syirik dari segi bahasa artinya mempersekutukan, secara istilah adalah perbuatan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang melakukan syirik disebut musyrik. Seorang musyrik melakukan suatu perbuatan terhadap makhluk (manusia maupun benda) yang seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan kepada Allah seperti menuhankan sesuatu selain Allah dengan menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah SWT.
            Perbuatan syirik termasuk dosa besar. Allah mengampuni semua dosa         yang    dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti syirik. Firman Allah     SWT:
Description: Description: Description: Description: Description: D:\AL-QUR`AN DIGITAL\GIF\4\4_48.GIF
            Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia             mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh           ia telah berbuat dosa yang  besar. (QS. An-Nisaa’: 48)

B.     Macam-macam Syirik.

            Syirik akbar ialah dosa besar yang tidak akan mendapatkan ampunan          Allah. Pelakunya tidak akan masuk surga untuk selamanya.
            Syirik asgar ialah termasuk dosa besar yang dikhawatirkan pelakunya         akan meninggal dalam keadaan kufur, jika Allah tidak mengampuninya dan            selama dia tidak bertaubat kepadaNya sebelum meninggal.
1.      Syirik Akbar (Besar)
      Syirik akbar ada dua macam, yaitu Dzahirun Jali (tampak nyata) dan Batinun Khafi(tersembunyi).
a.       Menyembah kepada selain Allah SWT.
Di antara syirik akbar yang jali ialah beribadah kepada sesembahan lain di samping menyembah Allah.
b.      Meminta Pertolongan Kepada Orang yang sudah mati.
Di antara syirik akbar khafi ialah berdoa kepada orang mati dan kuburan orang-orang besar.
c.       Mengangkat pembuat undang-undang selain Allah SWT.
d.      Di antara perbuatan syirik besar yang tampak dan tidak tampak pada kebanyakan manusia ialah menjadikan selain Allah sebagai pembuat Undang-undang atau mencari hukum selain hukum Allah. Mereka memberi wewenang kepada beberapa orang guna membuat undang-undang yang absolut bagi mereka atau bagi orang lain. Dengan wewenang itu mereka membuat hukum halal dan haram sesuai dengan kemauan sendiri. Membuat sistem, aturan, metode kehidupan dan idealisme yang berlawanan dengan syari’at Allah. Kemudian orang lain mengikutinya seolah-olah hukum itu berasal dari langit yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar sedikit pun. Padahal yang berhak membuat undang-undang bagi ciptaanNya hanyalah Allah sendiri. Alam adalah kerajaan Allah. Jika ada di antara hamba menganggap ada seseorang yang mempunyai hak memerintah dan melarang serta membuat undang-undang tanpa seizing pemilik dan penguasa kerajaan, berarti dia telah menjadikan sekutu bagiNya.
2.      Syirik Asgar (kecil)
a.       Bersumpah dengan selain Allah SWT.
            Seperti bersumpah dengan nama nabi, dengan seorang wali, dengan seorang pembesar, dengan tanah air, dengan nenek moyang, atau dengan makhluk Allah lainnya. Bersumpah adalah pengangungan sesuatu yang digunakan untuk bersumpah. Padahal yang harus diagungkan dan disucikan itu hanya Allah SWT.
b.      Meyakini suatu benda memiliki kekuatan gaib
            Tauhid tidak bertentangan dengan sebab ciptaan Allah di alam ini. Seperti obat untuk penyembuhan, senjata untuk menjaga diri. Tetapi bila menempuh cara lain yang dapat mengakibatkan pengaruh tersembunyi yang tidak disyari’atkan oleh Allah untuk menghilangkan penderitaan atau menjaga diri dari bahaya, maka perbuatan tersebut sudah bertentangan dengan tauhid.
c.       Menggantungkan Azimat
            Azimat yaitu benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib yang dapat menyembuhkan atau menghindarkan pemakainya dari bahaya. Perbuatan seperti ini termasuk syirik karena mengandung unsure meminta terhindar dari bahaya kepada selain Allah.
d.      Mantera
            Mantera ialah mengucakan kata-kata tertentu agar dapat menolak kejahatan dan mendapatkan kekuatan gaib dengan bantuan jin. Mantera yang diharamkan ialah lafaz yang mengandung ucapan meminta pertolongan selain kepada Allah, atau ucapan yang kadangkala mengandung makna kekufuran dan kemusyrikan. Adapun selain itu, tidak ada halangan membaca mantera.
Ulama telah membolehkan bermantera bila terdapat tiga persyaratan sebagai berikut : dengan kalamullah (ayat-ayat Al-Qur’an) atau dengan nama-nama Allah atau sifat-sifatNya, dengan bahasa Arab atau lainnya yang dapat dipahami maksudnya, berkeyakinan bahwa mantera itu sendiri tidak berpengaruh, tetapi semuanya itu ditentukan oleh Allah SWT.
e.       Sihir
            Sihir ialah semacam cara penipuan dan pengelabuan yang dilakukan dengan cara memantera, menjampi dll. Perbuatan ini termasuk syirik karena ia mengandung makna meminta tolong kepada selain Allah, yakni meminta bantuan jin. Al-Qur’an mengajari kita untuk berlindung diri kepada Allah dari bahaya sihir dan tukang sihir, Perbuatan sihir adalah haram. Orang yang mempercayai sihir dan datang ke tukang sihir untuk melakukan penyihiran adalah orang-orang yang ikut berdosa bersama tukang sihirnya.
f.       Ramalan
            Salah satu bentuk sihir adalah ramalan. Yaitu anggapan mengetahui dan melihat rahasia-rahasia masa depan berupa kejadian umum atau khusus atau pun nasib seseorang, melalui perbintangan.
g.      Dukun dan tenun
            Dukun ialah orang yang menganggap dirinya dapat memberitahukan tentang hal-hal gaib pada masa datang, atau apa yang tersirat dalam naluri manusia. Tukang tenung ialah nama lain dari peramal dan dukun. Semua yang gaib itu hanyalah Allah yang mengetahuinya.
h.      Bernazar kepada selain Allah SWT.
            Nazar adalah ibadah dan taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah, dan beribadah itu hanya kepada Allah.

C.    Hal-hal yang dapat menuju kemusyikan.
      Islam telah menentukan berbagai cara penyelamatan agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan syirik. Lubang-lubang yang dapat menghembuskan angin kemusrikan antara lain :
a.       Berlebih dalam mengagungkan Nabi
      Nabi Muhammad saw melarang umat Islam berlebihan mengagungkan dan memuji-munji dirinya. Bila Rasulullah saw melihat / mendengar sesuatu yang dapat menjurus kepada sikap yang melebih-lebihkan pribadinya, maka beliau mencegah melakukannya. Kemudian beliau mengajarkan yang benar. “Janganlah engkau menyanjung-nyanjung aku sebagaimana umat Nashara menyanjung Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah hamba Allah dan RasulNya.”
b.      Memuja kuburan.
      Islam melarang beberapa perbuatan yang dapat mengarah kepada pemujaan kuburan: menjadikan kuburan sebagai masjid, shalat menghadap kuburan, menyalakan lampu dan lilin di atas kuburan, membangun dan mengapur kuburan, menulis di atas kuburan, meninggikan kuburan, upacara dan peringatan di Kuburan.
c.       Meminta berkah kepada pepohonan dan bebatuan
      Berhala-berhala besar bangsa Arab pada mulanya berbentuk patung besar seperti Lata atau pohon seperti Uzza atau batu seperti Manat.

D.    Dampak Syirik

a.       Penghinaan manusia
      Syirik merupakan penghinaan terhadap kemuliaan manusia dan penurunan martabat serta kedudukannya. Allah memuliakan manusia dan mengajarkannya semua nama dan sebagian ilmu. Dia menciptakan bagi manusia segala yang ada di langit dan di bumi dan menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi ini. Tetapi manusia tidak dapat menghayati martabatnya, sehingga menjadikan sebagian dari alam ini sebagai tuhannya. Dia tunduk merendahkan dirinya, padahal sebenarnya dia adalah tuan dari seluruh makhluk.
b.      Sarang tahayyul
      Orang yang berkeyakinan terhadap adanya pengaruh lain di alam ini selain Allah baik berupa binatang, jin dan lain sebagainya akal pikirannya telah siap menerima setiap yang berbau tahayul.
c.       Kezaliman yang besar
      Zalim terhadap kebenaran, karena kebenaran yang paling agung adalah kalimat la ilaha illallah. Zalim terhadap diri sendiri, karena orang musyrik menjadikan dirinya sebagai budak dan hamba bagi makhluk lain, padahal ia dicipta oleh Allah sebagai makhluk yang merdeka.
d.      Sumber ketakutan
      Orang yang mempercayai khurafat, tahayul serta kebatilan akan menjadi seorang penakut. Semuanya menimbulkan rasa pesimis, kebosanan, keguncangan jiwa, serta ketakutan yang tidak dimengerti asal usul dan sebabnya.
e.       Penghambat jiwa optimis
      Syirik mengajari penganutnya untuk berserah diri dan bertawakkal kepada perantara dan pemberi syafaat mereka, sehingga terjerumus ke dalam berbagai dosa besar dan menggantungkan diri kepada tuhan-tuhan batil dan palsu untuk mendapatkan pengampunan dosa di sisi Allah.

E.     Cara menghindari perbuatan syirik

a.       Dengan mengikhlaskan segala ibadah dan amal shalih kita hanya untuk mencari ridha Allah ta'ala semata.
b.      Mempelajari ilmu tauhid yang murni dan benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
c.       Mempelajari lawan dari tauhid itu, yaitu syirik, baik itu definisinya, jenis-jenisnya, dan contoh-contohnya. Karena untuk memmahami sesuatu itu terkadang kita juga harus mengenal lawannya. Lawan dari tauhid adalah syirik dan lawan dari sunnah adalah bid'ah.
d.      Memperbanyak doa kepada Allah agar diberikan keistiqomahan (keteguhan) di atas tauhid dan sunnah dan agar dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan dan kebid'ahan baik yang kita ketahui ataupun tidak, baik yang kita sadari ataupun tidak.
e.       Bergaul dengan orang-orang yang lurus dan teguh agamanya (ahlussunnah) dan menghindari pergaulan dengan orang-orang yang melakukan kesyirikan agar tidak terpengaruh dengan perbuatan mereka tersebut.

F.     Hikmah menghindari perbuatan syirik

a.       Mengangkat manusia ke derajat paling tinggi dan mulia.
b.      Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan.
c.       Membuat manusia menjadi suci dan benar
d.      Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal, tidak mempunyai hubungan khusus dengan siapapun atau apapun yang menyebabkan rusaknya iman.
e.       Tidak mudah putua asa dengan keadaan yang dihadapi.
f.       Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. Dalam hubungan ini ada dua hal yang membuat manusia menjadi pengecut, yaitu takut mati, dan pemikiran yang menyatakan bahwa ada orang lain selain Allah yang dapat mencabut nyawanya.
g.      Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan, menghalau rasa cemburu, dengki, dan iri hati.













BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

a.       Syirik yaitu kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu atau juga mempercayai hal-hal selain Allah Swt. Orang yang mempercayai hal tersebut dinamakan Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang mempersekutukan.
b.      Sikap syirik dapat merusak, bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati jangan sampai gerak hati, ucapan, dan perbuatan kita terbawa kedalam kemusyrikan. Sebab ada syirik kecil dan syirik besar. Syirik kecil dapat berubah menjadi syirik besar. Ada beberapa cara agar kita bisa terhindar dari kesyirikan, di antaranya adalah:
1.      Dengan mengikhlaskan segala ibadah dan amal shalih kita hanya untuk mencari ridha Allah semata.
2.      Mempelajari ilmu tauhid yang murni dan benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
3.      Mempelajari lawan dari tauhid itu, yaitu syirik, baik itu definisinya, jenis-jenisnya, dan contoh-contohnya.
4.      Memperbanyak doa kepada Allah agar diberikan keistiqomahan (keteguhan) di atas tauhid dan sunnah dan agar dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan dan kebid'ahan baik yang kita ketahui ataupun tidak, baik yang kita sadari ataupun tidak.


















ANALISIS MATERI PENDIDIKAN AL-QUR’AN/ AL-HADITS UNTUK SMA/SMK/MA MUHAMMADIYAH KELAS 10

ANALISIS MATERI PENDIDIKAN AL-QUR’AN/ AL-HADITS
UNTUK SMA/SMK/MA MUHAMMADIYAH KELAS 10


A.         Pendahuluan
Mata pelajaran Pendidikan Al-Qur’an dan Hadits merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupannya sehari-hari. Materi Pendidikan Al-Qur’an dan Hadits ini hanya diberikan di sekolah-sekolah yang berbasis keislaman seperti Madrasah Ibtidaiyyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah ‘Aliyah (MA) serta sekolah-sekolah bercirikan Islam seperti Sekolah Dasar Islam (SDI), Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) dan Sekolah Menengah Atas Islam (SMAI).
Di tingkat SMA/SMK/MA Muhammadiyah, mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits diberikan dari kelas 10 sampai kelas 12. Mata pelajaran ini disajikan oleh guru di antaranya dengan mengacu pada buku ajar yang berjudul Pendidikan Al-Qur’an/ Al-Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah, dari kelas 10 sampai kelas 12. Buku pelajaran Pendidikan Al-Quran/ Al-Hadits kelas X ini ditulis oleh Sangidah Rofi’ah, S.Ag, M.S.I dan diterbitkan oleh Majelis Dikdasmen PWM DIY. Buku ini disusun mengacu pada kurikulum ISMUBA jenjang SMA/SMK/MA yang dikembangkan Majelis Dikdasmen PWM DIY tahun 2011 dengan mempedomani Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan pendidikan ISMUBA yang ditetapkan Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Standar Isi PAI yang dirumuskan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2011.
Agar dapat mengajarkan materi Al-Qur’an dan Hadits dengan baik, maka guru dituntut untuk mampu menganalisis materi yang disajikan dalam buku tersebut. Hasil analisis, berupa kelebihan-kelebihan buku akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencapai efektifitas pembelajaran. Adapun kekurangan-kekurangannya dapat dieliminir dengan cara memperkaya materi Al-Qur’an dan Hadits dari sumber-sumber lain. Dalam makalah ini akan diuraikan analisis terhadap materi buku Pendidikan Al-Qur’an/ Al-Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 10.

B.          Profil dan Isi Buku
Buku yang akan dianalisis dalam makalah ini berjudul Pendidikan Al-Qur’an/ Al-Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 10. Buku ini ditulis oleh Sangidah Rofi’ah, S.Ag, M.S.I dan diterbitkan olehMajelis Dikdasmen PWM DIY. Sampul buku berwarna orange kecoklatan, bagian kiri atas sampul terdapat logo Muhammadiyah. Terdapat suatu bangunan bertingkat seperti kantor berwarna biru coklat dengan dihiasi bagian tengah berupa logo Muhammadiyah.
Buku yang ditulis mengacu pada kurikulum ISMUBA jenjang SMA/SMK/MA yang dikembangkan Majelis Dikdasmen PWM DIY tahun 2011 dengan mempedomani Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan pendidikan ISMUBA yang ditetapkan Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Standar Isi PAI yang dirumuskan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2011 dimulai dengan sambutan dari kepala dinas Dikpora DIY, sambutan kepala kantor PWM DIY, Pengantar Majelis Dikdasmen PWM DIY, daftar isi semester 1 dan semester 2, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X semester gasal dan semester genap. Materi yang digunakan untuk semester 1 yaitu dari bab 1 sampai bab 8, kemudian materi semester 2 dari bab 9 sampai bab 13. Di dalam buku ini, di setiap bab juga diberikan ilustrasi gambar. Pada setiap akhir bab pembelajaran disediakan soal evaluasi baik obyektif test maupun essay test. Isi buku diakhiri dengan daftar pustaka. Sampul belakang dimanfaatkan untuk menuliskan seperti kata mutiara mengenai Muhammadiyah oleh K.H. Ahmad Dahlan.
Adapun daftar isi buku ini adalah sebagai berikut:
A.      Kelas X semester 1
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1. Memahami QS. Adz-Dzariyat ayat 56 tentang fungsi manusia sebagai hamba Allah
1.1 Membaca QS. Adz-Dzariyat 56 dengan    tartil
1.2 Mengartikan QS. Adz-Dzariyat 56 dengan    benar
1.3 Memahami isi kandungan QS. Adz-Dzariyat 56
1.4 Menghafal QS. Adz-Dzariyat dengan benar

2. Memahami QS. Al-Baqarah ayat 30 tentang fungsi manusia sebagai khalifah Allah
2.1 Membaca QS. Al-Baqarah ayat 30 dengan tartil.
2.2 Mengartikan QS. Al-Baqarah ayat 30 dengan benar.
2.3 Memahami isi kandungan QS. AL-Baqarah ayat 30
2.4 Menghafal QS. Al-Baqarah ayat 30 dengan benar.
3. Memahami QS. An-Nisa’ ayat 59 tentang kewajiban mentaati Allah dan Rasulullah SAW.
3.1 Membaca QS. An-Nisa’ ayat 59 dengan tartil.
3.2 Mengartikan QS. An-Nisa’ ayat 59 dengan benar.
3.3 Memahami isi kandungan QS. An-Nisa’ ayat 59.
3.4 Menghafal QS. An-Nisa’ ayat 59 dengan benar.
4. Memahami QS. Al-Baqarah ayat 1-5 tentang tanda-tanda orang yang bertaqwa
4.1 Membaca QS. Al-Baqarah ayat 1-5 dengan tartil.
4.2 Mengartikan QS. Al-Baqarah ayat 1-5 dengan benar.
4.3 Memahami isi kandungan QS. Al-Baqarah ayat 1-5.
4.4 Menghafal QS. Al-Baqarah ayat 1-5 dengan benar.
5. Memahami QS. Al-An’am ayat 162-163 tentang penyerahan diri kepada Allah
5.1 Membaca QS. Al-An’am ayat 162-163 dengan tartil.
5.2 Mengartikan QS. Al-An’am ayat 162-163 dengan benar.
5.3 Memahami isi kandungan QS. Al-An’am ayat 162-163.
5.4 Menghafal QS. Al-An’am ayat 162-163 dengan benar.
6. Memahami QS. Al-Furqan ayat 63-68 tentang sifat-sifat hamba Allah yang mendapat kemuliaan
6.1 Membaca QS. Al-Furqan ayat 63-68 dengan tartil.
6.2 Mengartikan QS. Al-Furqan ayat 63-68 dengan benar.
6.3 Memahami isi kandungan QS. Al-Furqan ayat 63-68.
6.4 Menghafal QS. Al-Furqan ayat 63-68 dengan benar.
7. Memahami hadits tentang amal shalih
7.1 Membaca hadits tentang amal shalih dengan benar.
7.2 Mengartikan hadits tentang amal shalih dengan benar.
7.3 Memahami isi kandungan hadits tentang amal shalih.
7.4 Menghafal hadits tentang amal shalih dengan benar.
8. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang kontrol diri (mujahadah an nafs), prasangka baik (husnudzon), dan persaudaraan (ukhuwah).
8.1 Membaca berdasarkan kaidah tajwid QS. Al-Anfal ayat 72; QS. Al-Hujurat ayat 12; dan QS. Al-Hujurat ayat 10.
8.2 Menulis dengan baik dan benar QS. Al-Anfal ayat 72; QS. Al-Hujurat ayat 12; dan QS. Al-Hujurat ayat 10.
8.3 Menerjemahkan dengan tepat QS. Al-Anfal ayat 72; QS. Al-Hujurat ayat 12; dan QS. Al-Hujurat ayat 10.
8.4 Menjelaskan kandungan QS. Al-Anfal ayat 72; QS. Al-Hujurat ayat 12; dan QS. Al-Hujurat ayat 10, serta hadits yang terkait.

B.       Kelas X semester 2 (Genap)
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
9. Memahami ayat-ayat AL-Qur’an dan Hadits tentang larangan khamr/narkoba, judi, dan zina.
9.1 Membaca berdasarkan kaidah tajwid QS. Al-Maidah ayat 90; QS. Al-Isra’ ayat 32; QS. Al-Baqarah ayat 219.
9.2 Menulis dengan benar QS. Al-Maidah ayat 90; QS. Al-Isra’ ayat 32; QS. Al-Baqarah ayat 219.
9.3 Menerjemahkan dengan tepat QS. Al-Maidah ayat 90; QS. Al-Isra’ ayat 32; QS. Al-Baqarah ayat 219.
9.4 Menjelaskan kandungan QS. Al-Maidah ayat 90; QS. Al-Isra’ ayat 32; QS. Al-Baqarah ayat 219.

10.Memahami QS. An-Nahl ayat 125 tentang strategi berdakwah
10.1 Membaca QS. An-Nahl ayat 125 dengan tartil.
10.2 Mengartikan QS. An-Nahl ayat 125 dengan benar.
10.3 Memahami isi kandungan QS. An-Nahl ayat 125.
10.4 Menghafal QS. An-Nahl ayat 125 dengan benar.
11.Memahami QS. Ali-‘Imran ayat 190-191 tentang ulul-albab
11.1 Membaca QS. Ali-‘Imran ayat 190-191 dengan tartil.
11.2 Mengartikan QS. Ali-‘Imran ayat 190-191 dengan benar.
11.3 Memahami isi kandungan QS. Ali-‘Imran ayat 190-191.
11.4 Menghafal QS. Ali-‘Imran ayat 190-191 dengan benar.
12.Memahami QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10 tentang beberapa ketentuan berhubungan dengan shalat Jum’at
12.1 Membaca QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10 dengan tartil.
12.2 Mengartikan QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10 dengan benar.
12.3 Memahami isi kandungan QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10.
12.4 Menghafal QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10 dengan benar.
13.Memahami hadits Nabi tentang takabur dan minuman keras serta perilaku menyerupai lawan jenis.
13.1 Membaca hadits tentang takabur dan minuman keras serta perilaku menyerupai lawan jenis dengan tartil
13.2 Mengartikan hadits tentang takabur dan minuman keras serta perilaku menyerupai lawan jenis dengan benar.
13.3 Memahami isi kandungan hadits tentang takabur dan minuman keras serta perilaku menyerupai lawan jenis.
13.4 Menghafal hadits tentang takabur dan minuman keras serta perilaku menyerupai lawan jenis dengan benar.

C.         Analisis Materi
Analisis materi yang akan pemakalah identifikasi meliputi berbagai aspek. Di antaranya: Aspek bahasa dan tulisannya, aspek kesesuaian materi dengan standar kompetensi yang ingin dicapai, kronologi atau sistematika materi dan evaluasi belajar.
1.        Analisis Bahasa
Pemakalah menemukan beberapa kesalahan bahasa yang digunakan dalam kalimat-kalimat buku ini. Kesalahan yang terjadi seperti pada halaman 3 pada peta konsep, yaitu kata ikhfa’ haqiqiy yang seharusnya tertulis ikhfa’ haqiqi. Contoh lain pada halaman
Kata shirat mustaqim merupakan bahasa arab yang artinya jalan lurus.  . Akan lebih baik apabila di tambahkan “al” menjadi shirat al-mustaqim. (halaman 19,baris ke sebelas). Kata di seantero jagat merupakan kata yang susah untuk difahami. Seharusnya menggunakan kata seluruh dunia, (halaman 16 bagian paling atas baris kedua). Kata luput merupakan Bahasa Jawa yang artinya hilang. (Pada halaman 42.) Kata tersebut tentu tidak baku bila diserap mentah begitu saja ke dalam Bahasa Indonesia.
Selain dari kesalahan bahasa yang digunakan (baku/tidak baku) terdapat pula bahasa maupun kata yang kurang tepat saat diterapkan dalam konteks kalimat. Sebagai contoh: cara membaca dengan mudah maka harus memahami hukum bacaan yang terkandung dalamnya (halaman 3, alinea pertama). Kata dalamnya kurang tepat bila diterapkan dalam kalimat tersebut. Akan lebih tepat apabila menggunakan kata di dalamnya. Contoh lain: saya terangkan kepadamu, bahwa saya tidak menemukan kendaraan sebelum saya datang ini (halaman 8, alinea ketiga, baris ketujuh). Kata ini akan lebih tepat apabila diganti mejadi sekarang, karena akan mudah diserap maupun diartikan.
Selain contoh diatas masih ada contoh kata dalam konteks bahasa yang terlalu bertele-tele, misalnya pada halaman 19 poin kedua: ...nantinya akan berbuat kerusakan di bumi dan berbunuh-bunuhan. Kata berbunuh-bunuhan merupakan kata yang terlalu bertele-tele, akan lebih ringkas apabila menggunakan kata saling membunuh. Contoh lain: demikianlah pula menggunjingpun diharamkan dalam agama dan dianggap buruk di dalam jiwa (manusia) (halaman 87, alinea 6). Kata demikianlah pula menggunjingpun terlalu bertele-tele, akan lebih baik apabila kalimatnya “demikian pula menggunjing”. Penafsiran akan lebih mudah.
Ada pula penggunaan kalimat yang tidak relevan dan tidak konsisten pada bagian awal hingga bagian akhirnya. Sebagai contoh: medengar dan menaati seorang (pemimpin) yang Muslim adalah wajib, baik dalam perkara yang disenangi atau dibenci, selama tidak diperintahkan untuk maksiat...(halaman 29 bagian paling akhir). Padahal dalam paragraf selanjutnya berbunyi: hanya saja, sebagaimana ditegaskan dalam hadits di atas, perkara yang diperintahkan oleh pemimipin itu tidak boleh melanggar syari’ah (halaman 30 alinea ketiga). Seharusnya pada paragraf awal kata maksiat menggunakan kata syari’ah agar mudah dipahami secara kontekstual. Contoh lain adalah pada halaman 32 alinea ketiga dan keempat, halaman 42 alinea ketiga: aku berjuang dan aku berbuat apapun hanya untuk Allah semata-mata. Aku makan tidak pernah kenyang. Aku kenyang dengan kelzatan bersama Tuhan. Aku minum tidak pernah hilang dahaga karena aku mabuk cinta dengan Tuhan... kata Tuhan tidak konsisten dalam paragraftersebut, agar tetap konsisten hendaknya menggunakan kata Allah sampai akhir paragrafnya.
Selain hal tersebut di atas ada pula kalimat yang tidak menggunakan kata hubung, karenanya menjadikan kalimat rancu. Contohnya: oleh karena jauhilah perbuatan-perbuatan yang merugikan tersebut untuk keselamatan... (halaman 92). Kalimat oleh karena jauhilah sedikit rancu karena tidak mempunyai kata hubung, akan lebih baik apabila menggunakan kata hubung “itu”.
Ada pula bahasa-bahasa yang tidak formal. Contohnya: seperti kamu punya kesalahan terhadap penguasa (raja/presiden).... belum tentu (di akhirat) anda diampuni dosanya atau tidak (halaman 151 baris pertama dan baris kesepuluh). Kata kamu pada kalimat pertama terkesan tidak formal bahkan tidak sopan, sedangkan pada kalinat berikutnya menggunakan kata anda. Akan lebih baik apabila komposisi kalimat konsekuen dan kata kamu diganti menggunakan kata anda.

2.        Analisis Tulisan
Kualitas tulisan buku Pendidikan Al-Qur’an/Al-Hadits untuk SMA/SMK/MA sudah cukup baik. Baik tulisan latin maupun arab mudah dan jelas dibaca. Tulisan latin menggunakan font Times New Roman dengan ukuran 12. Sedangkan jenis huruf arab yang digunakan adalah Traditional Arabic ukuran 18.
Meskipun secara umum tulisan sudah bagus, namun masih banyak juga tulisan yang salah. Kesalahan tulis yang paling banyak pemakalah temukan adalah penulisan tulisan. Contohnya pada halaman 19, kata yang seharusnya Darussalam ditulis dengan kata Darus salam.  Pada halaman 18, kata kabar  ditulis dengan Khabar.  Pada halaman 18 tulisan Mukmin ditulis dengan Mu’min. Pada halaman 19 kalimat yang seharusnya dijelaskan ditulis dengan djelaskan. Pada poin soal halaman 24, terjadi kesalahan dalam penulisan soal bahasa arab dengan mengacu perintah soalnya harus ada titik-titik untuk mengisi jawaban yang berada di dalam ayat Qur’an al-Isra’ ayat : 9. Pada halaman 28 tulisan zolim seharusnya tulisan tersebut zalim. Pada halaman 29 tertulis tai’ut tabi’in seharusnya ditulis tabi’ut tabi’in. kata keihlasan seharusnya ditulis keikhlasan pada halaman 42. Dan juga pada halaman 67 terdapat tulisan diridhoi seharusnya diridhai. Dalam pemenggalan kata, kata di manapun seharusnya dimanapun. Di sini seharusnya disini (halaman 80). Kata ridlo seharusnya ridha (halaman 81). Kata mela’nati seharusnya melaknati (halaman 121). Dan pada kata ma’siat seharusnya maksiat dan kata manusi seharusnya manusia Kata sebahagian  seharusnya sebagian (halaman 133). Kata nahy seharusnya nahi (halaman 142). Kata idzhar halqy seharusnya ditulis idzhar halqi (halaman 153).
Pemakalahan beberapa istilah yang ada tidak sesuai dengan Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia. Misalnya Al-Qur>an (halaman 6) seharusnya ditulis Al-Qur’an. Kata thabi’y (halaman 27) seharusnya ditulis thabi’i. Kata berakidah (halaman 48) seharusnya ditulis beraqidah. Kata tawadhu (halaman 151) seharusnya ditulis tawadhu’. Kata ka>bah (halaman 95) seharusnya ditulis Ka’bah.
Pemakalahan beberapa kata yang tidak diawali dengan huruf kapital pada kata-kata tertentu seperti: zabur, taurat, injil (halaman 41), seharusnya ditulis Zabur, Taurat, Injil. Kata-kata yang seharusnya tidak diawali dengan huruf kapital akan tetapi diawali dengan huruf kapital, contohnya: menggunjing/Membicarakan (halaman 87) seharusnya ditulis menggunjing/membicarakan. Kalimat adalah Termasuk perbuatan syaitan (halaman 94) seharusnya ditulis adalah termasuk perbuatan syaitan. Kata islam (halaman 97) seharusnya ditulis Islam. Pemakalahan nama hari, nama orang, jenis agama masih banyak yang tidak ditulis kapitak diawal katanya seperti: jum’at, adam, islam, nasrani, yahudi (halaman 134) seharusnya ditulis Jum’at, Adam, Islam, Nasrani, Yahudi.
Pemakalahan kalimat yang seharusnya ada jarak (spasi) akan tetapi tidak diberi jarak (spasi) atau sebaliknya. Misalnya: setelah tanda titik (.) tidak diberi jarak (spasi) pada halaman 96 ...yang pada akhirnya dilarang.Karena itu... seharusnya kata karena diberi jarak satu spasi dari titik. Pada kalimat mahatinggi (halaman 112) seharusnya ditulis Maha Tinggi. Pada kata jurudakwah (halaman 114) seharusnya ditulis juru dakwah. Kalimat dekatimam (halaman 135) seharusnya ditulis dekat imam. Kalimat mendapatpahala, barangsiapa, kemasjid, yangmempunyai, diaberkurban, kepadakushalawatnya, akanmengabulkannya, untuksegera (halaman 135, 136) seharusnya ditulis mendapat pahala, barang siapa, ke Masjid, yang mempunyai, dia berkurban, kepadaku shalawatnya, akan mengabulkannya, untuk segera. Kata di taati (halaman 29) seharusnya ditulis ditaati.
Pemakalahan kata masih banyak yang belum lengkap sebagai contoh: mentaati (halaman 19, 26, 30)  seharusnya berdasarkan tulisan Bahasa Indonesia yang benar huruf K,T,S,P lebur apabila diberi awalan seperti men- dan sebagainya, seharusnya ditulis menaati. Kata dipetakn (halaman 33) seharusnya ditulis dipetakan. Kata berpunca, terkeluar, bapa (halaman 43) seharusnya ditulis berpuncak, keluar, bapak. Pada kalimat kebajikan-kebajiikan (halaman 63) seharusnya ditulis kebajikan-kebajikan. Pada halaman 45 Ayat yang digaris bawah di atas maknanya adalah, padahal dalam soal tidak ada yang digaris bawahi. Pada halaman 76 kata dimpinnya seharusnya ditulis dipimpinnya. Pada halaman 82 kata pertolongn seharusnya ditulis pertolongan. Pada halaman 86 kata shohih seharusnya dalam pemakalahan Bahasa Indonesia yang baku adalah shahih. Pemakalahan kalimat kandungan isi akan lebih baik bila ditulis isi kandungan (terdapat pada setiap bab kandungan isi dibuku).
Pemakalahan kalimat dalam tulisan Arab masih kerap dijumpai tulisan yang kurang tanda baca (fathah, dhomah, sukun, alif) hampir disemua ayat yang dijumpai dibuku. Begitu pula dengan pemakalahan tanda baca, yang seharusnya ada tanda waqof akan tetapidalam buku ditulis tanpa tanda waqof.

3.        Analisis Arti
Terjemahan arti dalam buku Pendidikan Al-Qur’an/Al-Hadits baik perkata maupun keseluruhan kalimat sudah cukup baik. Akan tetapi masih ditemukan beberapa kata yang pemakalahan artinya kurang. Sebagai contoh: kata فِي اْلاَرْضِ digaris bawahi pada halaman 22 yang seharusnya artinya adalah di bumi, akan tetapi dalam pilihan soal tidak ada opsi di bumi, melainkan bumi saja. Terdapat pula penafsiran ayat yang tidak sinkron diawal dan diakhirnya. Sebagai contoh pada halaman 4 arti kata لِيَعْبُدُوْنِ diartikan supaya mereka menyembah kepadaku, sedangkan dalam arti keseluruhan kalimat dituliskan ...supaya mereka mengabdi kepadaku. Hal tersebut tentu saja tidak ada kesesuaian arti perkata dan arti secara keseluruhan.
4.        Analisis Urutan Materi
Seletah pemakalah mencermati secara seksama terhadap urutan penyajian materi buku Al – Qur’an Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 10, secara keseluruhan urutan materi dalam buku ini sudah runtut. Antara standar kompetensi dengan kompetensi dasar, maupun kompetensi dasar dengan penempatan materi yang terdapat didalam buku.
5.        Analisis Kesesuaian Materi dengan Standar Kompetensi
Berkaitan dengan kesesuaian antara materi dengan standar kompetensi, setelah pemakalah melakukan analisis buku, maka terdapat beberapa aspek yang dapat dianalisis terkait kesesuaian materi dengan standar kompetensi, diantaranya:
a)   Ilustrasi
Ilustrasi gambar dalam setiap babnya menurut pemakalah sebenarnya lebih memudahkan pemahaman terhadap siswa. Ilustrasi di beberapa bab menurut pemakalah sudah sesuai dengan standar kompetensi.
Hanya saja ada beberapa gambar ilustrasi yang dirasa pemakalah kurang sedikit sesuai dengan bab yang dibahas, yaitu ilustrasi bab VIII yang mengangkat topik “husnudzan dan ukhuwah” tetapi menurut pemakalah gambar ilustrasi yang disajikan tidak berkaitan dengan topik yang diangkat. Ilustrasi dalam bab VIII malah menggambarkan hadits mengenai orang yang sedang sakit, sehingga sangat tidak berkaitan dengan pokok bahasan yang disajikan.
Hal ini juga terdapat pada bab XIII dengan judul “takabur, minuman keras, dan menyerupai lawan jenis” yang sangat tidak berkaitan. Ilustrasi tersebut menggambarkan padi yang mulai berisi, menurut pemakalah ilustrasi padi yang mulai lebih berisi lebih tepat untuk menggambarkan orang yang rendah hati. Contoh ilustrasi yang tepat contohnya gambar orang yang sedang memegang botol khamr.
b)   Peta Konsep
Secara keseluruhan peta konsep setiap bab sudah sesuai antara standar kompetensi. Hanya saja terdapat satu peta konsep yang tidak sesuai dengan standar kompetensi XI yaitu mengenai “ulul-albab”. Di dalam bab tersebut ayat yang digunakan dalam peta konsep sudah sesuai terkait “ulul-albab” namun pembahasan di dalam peta konsepnya membahas mengenai “berdakwah” yang seharusnya pembahasan berdakwah dibahas dalam bab X.
c)    Uraian Materi
Uraian materi dalam buku ini setiap babnya sudah mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai. Setiap membahas ayat, urutan pembahasannya yaitu dari membaca dan menulis teks ayat, hukum bacaannya, arti per kata arti keseluruhan, dan isi kandungan. Namun, ada satu ayat pendukung dalam bab ke VIII tentang “husnudzan dan ukhuwah” yaitu surat Al-Hujurat ayat 12 pembahasannya hanya berhenti pada arti keseluruhan saja, untuk isi kandungan tidak dicantumkan. Padahal, apabila isi kandungan dicantumkan, maka akan lebih memudahkan para siswa untuk memahami materi terkait.

d)   Kisah Teladan
Pada bab VIII, bab ini membahas tentang Husnuzhan dan Ukhuwah. Ukhuwah biasa di artikan sebagai “persaudaraan” sedangkan Husnuzhan yaitu “berprasangka baik”. Sedangkan didalam Kisah Teladan yang di cantumkan dalam materi tersebut adalah “Islam Rasional Ala Umar”.  Yang pada intinya kisah ini bercerita tentang sikap keras umar dalam beragama, dan mampu melihat hal – hal gaib yang ada kalanya mendahului wahyu. Dan Rasulullah SAW menyatakan “sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lisan umar dan hatinya”. Kisah teladan diatas sebenarnya bisa dimasukan kedalam bab II yang membahas tentang “Fungsi Manusia Sebagai Khalifah Allah”pada halaman 13.
Pada bab IX, bab ini membahas tentang Larangan Khamr / Narkoba judi dan Zina. Sedangkan Kisah Teladan yang tercantum adalah “Keajaiban Do’a Istri Shalihah”. Kisah teladan tersebut sebenarnya dapat dimasukan ke dalam bab V yaitu “Penyerahan diri kepada Allah SWT pada halaman 47.
e)    Kamus Mini
Adanya kamus mini di setiap babnya menurut pemakalah sangat membantu untuk memudahkan siswa dalam mempelajari materi terutama mengenai istilah-istilah yang masih dirasa asing. Menurut pemakalah, kamus mini yang disajikan sudah sesuai dengan standar kompetensi yang akan dicapai.

6.        Analisis terhadap Evaluasi Belajar
Instrumen evaluasi belajar yang digunakan dalam buku ini sudah cukup bagus dan memadahi. Menurut Anas Sudiyono (2001) dalam instrumen evaluasi yang baik antara lain bersifat representatif, obyektif, variatif dan valid.
a.    Aspek Representatif
Dari aspek representatif, hampir semua soal evaluasi yang disajikan sudah dapat dikatakan representatif terhadap materi yang disampaikan dan dapat mewakili sebagai fungsinya menjadi pengukur materi yang disampaikan dalam buku.
b.    Aspek obyektivitas
Dari aspek obyektivitas, secara keseluruhan materi hampir sudah dapat dikatakan obyektif, dan dapat digunakan sebagai pengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi yang disampaikan. Akan lebih obyektif lagi apabila dalam memberikan penilaian terhadap siswa juga bersifat obyektif, apa adanya dan tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil keputusan atau tindakan dalam penilaian sehingga benar-benar murni dari kemampuan siswa itu sendiri
c.    Aspek variatif
Di dalam buku ini, pembuatan soal sudah dapat dikatakan bervariasi karena jenis soal-soal yang digunakan sudah mencakup obyektif test dan essay test tetapi masih dalam kategori simpe. Jenis soal obyektif test dalam buku ini hanya menggunakan multiple choice item (pilihan ganda) dengan alternatif jawaban a,b,c,d, dan Untuk jenis soal essay test menggunakan tes uraian terbatas yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa terhadap materi. Tetapi, alangkah baiknya soal evaluasi ditambah dengan bentuk yang lebih bervariasi, misalnya untuk bentuk obyektif test ditambahkan dengan model soal matching test, fill in test, dan true-false test yang disesuaikan dengan materi yang disampaikan.
d.   Valid
 Terdapat satu soal yang kurang valid yaitu soal pilihan ganda nomor 2 bab V yang tidak sesuai dengan yang diajarkan di dalam buku. Tetapi, secara keseluruhan soal sudah dapat dikatakan valid sesuai dengan materi yang diajarkan di dalam buku.


D.         Kesimpulan
Dari uraian di atas, pemakalah menyimpulkan bahwa dalam buku Al-Qur’an dan Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas X:
1.        Terdapat banyak kesalahan bahasa, penulisan, dan kata yang digunakan.
2.        Pemaparan materi sudah urut.
3.        Terdapat beberapa materi yang tidak sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai.
4.        Bentuk evaluasi belajar sudah cukup baik dilihat dari segi representaif, obyektifitas, dan validitasnya hanya saja untuk model soalnya bisa lebih dibuat lebih bervariasi lagi.


DAFTAR PUSTAKA


Rofi’ah, Sangidah. 2012. Pendidikan Al-Qur’an/ Al-Hadits SMA/SMK/MA Muhammadiyah. Yogyakarta: Dikdasmen PWM DIY
Wikibooks Bahasa Indonesia Ejaan Yang Disempurnakan.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Belajar, Bandung: Rajawali Press, 2001