WELCOME TO MY BLOG.... ("_")
Senin, 01 Juni 2015
Si Bolang kelompok 4 jalan-jalan at Nol Kilometer aauuuuuu
Ini video bolang lagi jalan-jalan dari kelompok 4, kita malem-malem cari orang buat diwawancarai mengenai kota jogja. suka duka kita waktu pembuatan video ini. semoga video ini dapat menjadi kenangan kita bersama kelompok 4 dimasa yang akan datang. penasaran?????? liat aja disini
Sabtu, 30 Mei 2015
JURNAL INTERNASIONAL TENTANG PENDIDIKAN (SOCIAL AND EMOTIONAL LEARNING)
Jika anda membutuhkan jurnal internasional tentang pendidikan, mungkin blog ini sudah tepat. saya mempunyai salah satu alamat jurnal internasional tentang Social and Emotional Learning. silahkan klik disini
Kamis, 07 Mei 2015
JURNAL UMY
Jurnal UMY
Library.umy.ac.id
JURNAL ILMIAH INTERNASIONAL
www.proquest.com/pqdweb
http://search.ebscohost.com
www.infotrac.galegroup.com/default
JURNAL ILMIAH NASIONAL
http://garuda.dikti.go.id
http://katalog.pdii.lipi.go.id/opac
http://www.doaj.org Directory of Open Access Journal
http://scholar.google.co.id/
http://www.arsip.lipi.go.id Mirror Scientific Data in Lipi
http://libra.msra.cn/ Libra Academic Search
http://www.journals.aps.org JSTOR Scholary Journal Archive
http://www.publish.aps.org American Physical Sodety
http://wikicfp.com/dfp/
http://www.eldoxea.com Web Khusus Pencari E-Learning Document
http://luk.staff.ugm.ac.id/riset Kumpulan Tesis, Disertasi , dan Jurnal Online
http://en.academic.ru Academic Directionaries and Encyclopedia
http://www.nap.edu/about.html The National Academies Press
Library.umy.ac.id
JURNAL ILMIAH INTERNASIONAL
www.proquest.com/pqdweb
http://search.ebscohost.com
www.infotrac.galegroup.com/default
JURNAL ILMIAH NASIONAL
http://garuda.dikti.go.id
http://katalog.pdii.lipi.go.id/opac
http://www.doaj.org Directory of Open Access Journal
http://scholar.google.co.id/
http://www.arsip.lipi.go.id Mirror Scientific Data in Lipi
http://libra.msra.cn/ Libra Academic Search
http://www.journals.aps.org JSTOR Scholary Journal Archive
http://www.publish.aps.org American Physical Sodety
http://wikicfp.com/dfp/
http://www.eldoxea.com Web Khusus Pencari E-Learning Document
http://luk.staff.ugm.ac.id/riset Kumpulan Tesis, Disertasi , dan Jurnal Online
http://en.academic.ru Academic Directionaries and Encyclopedia
http://www.nap.edu/about.html The National Academies Press
Senin, 04 Mei 2015
makalah tentang syirik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
masalah
Kehidupan setiap manusia tidak akan lepas dari unsur
sosial yang mempengaruhi pola pikir dan cara pandangnya. Dalam hal ini
berkaitan eratdengan unsur warisan kebudayaan yang berhubungan dengan suatu
tradisi yang masih dipercayai oleh masyarakat. Tradisi dalam sekelompok
masyarakat merupakan sesuatu yang sudah mendarah daging dari keturunan –
keturunan sebelumnya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu sebuah tradisi bisa
menjadi malapetaka apabila menyimpang dari ajaran agama, terutama agama islam.
Perbuatan
itu adalah menuhankan sesuatu selain Allah dengan menyembahnya, meminta
pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang tidak
boleh dilakukan, kecuali hanya kepada Allah SWT. Salah satu contohnya adalah
sebuah tradisi yang mempercayai atau menganggap sebuah benda mempunyai
kekuatan. Tradisi ini merupakan suatu tindakan syirik atau menyekutukan Allah. Dalam
makalah ini akan menyampaikan tentang pengertian, jenis dan dampak
syirik.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian syirik?
2. Apa
penyebab terjadinya syirik?
3. Apa
akibat dari perbuatan syirik?
4. Bagaimana
cara menghindari perbuatan syirik?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengertian syirik.
2.
Untuk mengetahui
penyebab terjadinya syirik.
3.
Untuk mengetahui
akibat dari perbuaan syirik.
4. Untuk mengetahui cara menghindari
perbuatan syirik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Syirik
Syirik dari segi bahasa
artinya mempersekutukan, secara istilah adalah perbuatan yang mempersekutukan
Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang melakukan syirik disebut musyrik.
Seorang musyrik melakukan suatu perbuatan terhadap makhluk (manusia maupun
benda) yang seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan kepada Allah seperti
menuhankan sesuatu selain Allah dengan menyembahnya, meminta pertolongan
kepadanya, menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan
kecuali hanya kepada Allah SWT.
Perbuatan syirik termasuk
dosa besar. Allah mengampuni semua dosa yang
dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti
syirik. Firman Allah SWT:

Artinya: Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu,
bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS.
An-Nisaa’: 48)
B. Macam-macam
Syirik.
Syirik
akbar ialah dosa besar yang
tidak akan mendapatkan ampunan Allah.
Pelakunya tidak akan masuk surga untuk
selamanya.
Syirik
asgar ialah termasuk dosa
besar yang dikhawatirkan pelakunya akan
meninggal dalam keadaan kufur, jika Allah tidak mengampuninya dan selama dia tidak bertaubat kepadaNya
sebelum meninggal.
1.
Syirik Akbar
(Besar)
Syirik akbar ada dua macam, yaitu Dzahirun Jali (tampak nyata) dan Batinun Khafi(tersembunyi).
a.
Menyembah kepada
selain Allah SWT.
Di
antara syirik akbar yang jali ialah beribadah kepada sesembahan lain di samping
menyembah Allah.
b.
Meminta Pertolongan
Kepada Orang yang sudah mati.
Di
antara syirik akbar khafi ialah berdoa kepada orang mati dan kuburan
orang-orang besar.
c.
Mengangkat pembuat
undang-undang selain Allah SWT.
d.
Di antara perbuatan
syirik besar yang tampak dan tidak tampak pada kebanyakan manusia ialah
menjadikan selain Allah sebagai pembuat Undang-undang atau mencari hukum selain
hukum Allah. Mereka memberi wewenang kepada beberapa orang guna membuat
undang-undang yang absolut bagi mereka atau bagi orang lain. Dengan wewenang
itu mereka membuat hukum halal dan haram sesuai dengan kemauan sendiri. Membuat
sistem, aturan, metode kehidupan dan idealisme yang berlawanan dengan syari’at
Allah. Kemudian orang lain mengikutinya seolah-olah hukum itu berasal dari
langit yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar sedikit pun. Padahal yang
berhak membuat undang-undang bagi ciptaanNya hanyalah Allah sendiri. Alam adalah kerajaan Allah. Jika ada di antara hamba menganggap ada
seseorang yang mempunyai hak memerintah dan melarang serta membuat
undang-undang tanpa seizing pemilik dan penguasa kerajaan, berarti dia telah
menjadikan sekutu bagiNya.
2.
Syirik Asgar (kecil)
a.
Bersumpah dengan
selain Allah SWT.
Seperti bersumpah dengan nama nabi,
dengan seorang wali, dengan seorang pembesar, dengan tanah air, dengan nenek
moyang, atau dengan makhluk Allah lainnya. Bersumpah adalah pengangungan
sesuatu yang digunakan untuk bersumpah. Padahal yang harus diagungkan dan
disucikan itu hanya Allah SWT.
b.
Meyakini suatu
benda memiliki kekuatan gaib
Tauhid tidak bertentangan dengan sebab ciptaan Allah di alam ini. Seperti obat
untuk penyembuhan, senjata untuk menjaga diri. Tetapi bila menempuh cara lain
yang dapat mengakibatkan pengaruh tersembunyi yang tidak disyari’atkan oleh
Allah untuk menghilangkan penderitaan atau menjaga diri dari bahaya, maka perbuatan
tersebut sudah bertentangan dengan tauhid.
c.
Menggantungkan Azimat
Azimat yaitu benda yang dianggap
memiliki kekuatan gaib yang dapat menyembuhkan atau menghindarkan pemakainya
dari bahaya. Perbuatan seperti ini termasuk syirik karena
mengandung unsure meminta terhindar dari bahaya kepada selain Allah.
d.
Mantera
Mantera ialah mengucakan kata-kata tertentu agar dapat
menolak kejahatan dan mendapatkan kekuatan gaib dengan bantuan jin. Mantera
yang diharamkan ialah lafaz yang mengandung ucapan meminta pertolongan selain
kepada Allah, atau ucapan yang kadangkala mengandung makna kekufuran dan
kemusyrikan. Adapun selain itu, tidak ada halangan membaca mantera.
Ulama telah membolehkan
bermantera bila terdapat tiga persyaratan sebagai berikut : dengan kalamullah
(ayat-ayat Al-Qur’an) atau dengan nama-nama Allah atau sifat-sifatNya, dengan
bahasa Arab atau lainnya yang dapat dipahami maksudnya, berkeyakinan bahwa
mantera itu sendiri tidak berpengaruh, tetapi semuanya itu ditentukan oleh
Allah SWT.
e.
Sihir
Sihir ialah semacam cara penipuan dan pengelabuan yang dilakukan dengan
cara memantera, menjampi dll. Perbuatan ini termasuk syirik karena ia
mengandung makna meminta tolong kepada selain Allah, yakni meminta bantuan jin.
Al-Qur’an mengajari kita untuk berlindung diri kepada Allah dari bahaya sihir
dan tukang sihir, Perbuatan sihir adalah haram. Orang yang
mempercayai sihir dan datang ke tukang sihir untuk melakukan penyihiran adalah
orang-orang yang ikut berdosa bersama tukang sihirnya.
f.
Ramalan
Salah satu bentuk sihir adalah
ramalan. Yaitu anggapan mengetahui dan melihat rahasia-rahasia masa depan
berupa kejadian umum atau khusus atau pun nasib seseorang, melalui
perbintangan.
g.
Dukun dan tenun
Dukun ialah orang yang menganggap
dirinya dapat memberitahukan tentang hal-hal gaib pada masa datang, atau apa
yang tersirat dalam naluri manusia. Tukang tenung ialah nama lain dari peramal
dan dukun. Semua yang gaib itu hanyalah Allah yang mengetahuinya.
h.
Bernazar kepada
selain Allah SWT.
Nazar adalah ibadah dan taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah, dan beribadah itu hanya kepada
Allah.
C. Hal-hal yang
dapat menuju kemusyikan.
Islam telah menentukan berbagai cara penyelamatan agar tidak terjerumus ke
dalam perbuatan syirik. Lubang-lubang yang dapat menghembuskan
angin kemusrikan antara lain :
a.
Berlebih dalam
mengagungkan Nabi
Nabi Muhammad saw melarang umat Islam
berlebihan mengagungkan dan memuji-munji dirinya. Bila Rasulullah saw melihat /
mendengar sesuatu yang dapat menjurus kepada sikap yang melebih-lebihkan
pribadinya, maka beliau mencegah melakukannya. Kemudian beliau mengajarkan yang
benar. “Janganlah engkau menyanjung-nyanjung
aku sebagaimana umat Nashara menyanjung Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah
seorang hamba, maka katakanlah hamba Allah dan RasulNya.”
b.
Memuja kuburan.
Islam melarang beberapa perbuatan yang
dapat mengarah kepada pemujaan kuburan: menjadikan kuburan sebagai masjid,
shalat menghadap kuburan, menyalakan lampu dan lilin di atas kuburan, membangun
dan mengapur kuburan, menulis di atas kuburan, meninggikan kuburan, upacara dan
peringatan di Kuburan.
c.
Meminta berkah
kepada pepohonan dan bebatuan
Berhala-berhala besar bangsa Arab pada mulanya
berbentuk patung besar seperti Lata atau pohon seperti Uzza atau batu seperti Manat.
D.
Dampak Syirik
a.
Penghinaan manusia
Syirik merupakan penghinaan terhadap
kemuliaan manusia dan penurunan martabat serta kedudukannya. Allah memuliakan manusia dan mengajarkannya semua nama dan sebagian ilmu.
Dia menciptakan bagi manusia segala yang ada di langit dan di bumi dan
menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi ini. Tetapi manusia tidak dapat
menghayati martabatnya, sehingga menjadikan sebagian dari alam ini sebagai
tuhannya. Dia tunduk merendahkan dirinya, padahal sebenarnya dia adalah tuan
dari seluruh makhluk.
b.
Sarang tahayyul
Orang yang berkeyakinan terhadap adanya
pengaruh lain di alam ini selain Allah baik berupa binatang, jin dan lain
sebagainya akal pikirannya telah siap menerima setiap yang berbau tahayul.
c.
Kezaliman yang
besar
Zalim terhadap kebenaran, karena kebenaran
yang paling agung adalah kalimat la ilaha illallah. Zalim terhadap diri sendiri,
karena orang musyrik menjadikan dirinya sebagai budak dan hamba bagi makhluk
lain, padahal ia dicipta oleh Allah sebagai makhluk yang merdeka.
d.
Sumber ketakutan
Orang yang mempercayai khurafat, tahayul
serta kebatilan akan menjadi seorang penakut. Semuanya menimbulkan rasa
pesimis, kebosanan, keguncangan jiwa, serta ketakutan yang tidak dimengerti
asal usul dan sebabnya.
e.
Penghambat jiwa
optimis
Syirik mengajari penganutnya untuk
berserah diri dan bertawakkal kepada perantara dan pemberi syafaat mereka,
sehingga terjerumus ke dalam berbagai dosa besar dan menggantungkan diri kepada
tuhan-tuhan batil dan palsu untuk mendapatkan pengampunan dosa di sisi Allah.
E. Cara menghindari
perbuatan syirik
a.
Dengan mengikhlaskan
segala ibadah dan amal shalih kita hanya untuk mencari ridha Allah ta'ala
semata.
b.
Mempelajari ilmu
tauhid yang murni dan benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah
SAW.
c.
Mempelajari
lawan dari tauhid itu, yaitu syirik, baik itu definisinya, jenis-jenisnya, dan
contoh-contohnya. Karena untuk memmahami sesuatu itu terkadang kita juga harus
mengenal lawannya. Lawan dari tauhid adalah syirik dan lawan dari sunnah adalah
bid'ah.
d.
Memperbanyak doa
kepada Allah agar diberikan keistiqomahan (keteguhan) di atas tauhid dan sunnah
dan agar dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan dan kebid'ahan baik yang kita
ketahui ataupun tidak, baik yang kita sadari ataupun tidak.
e.
Bergaul dengan
orang-orang yang lurus dan teguh agamanya (ahlussunnah) dan menghindari
pergaulan dengan orang-orang yang melakukan kesyirikan agar tidak terpengaruh
dengan perbuatan mereka tersebut.
F.
Hikmah menghindari perbuatan syirik
a.
Mengangkat manusia ke
derajat paling tinggi dan mulia.
b.
Mengalirkan rasa
kesederhanaan dan kesahajaan.
c.
Membuat manusia
menjadi suci dan benar
d.
Memunculkan
kepercayaan yang teguh dalam segala hal, tidak mempunyai hubungan khusus dengan
siapapun atau apapun yang menyebabkan rusaknya iman.
e.
Tidak mudah putua asa
dengan keadaan yang dihadapi.
f.
Menumbuhkan keberanian
dalam diri manusia. Dalam hubungan ini ada dua hal yang membuat manusia menjadi
pengecut, yaitu takut mati, dan pemikiran yang menyatakan bahwa ada orang lain
selain Allah yang dapat mencabut nyawanya.
g.
Mengembangkan sikap
cinta damai dan keadilan, menghalau rasa cemburu, dengki, dan iri hati.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a.
Syirik yaitu
kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu atau juga
mempercayai hal-hal selain Allah Swt. Orang yang mempercayai hal tersebut
dinamakan Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang
mempersekutukan.
b.
Sikap syirik dapat
merusak, bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam. Oleh karena itu, kita harus
berhati-hati jangan sampai gerak hati, ucapan, dan perbuatan kita terbawa
kedalam kemusyrikan. Sebab ada syirik kecil dan syirik besar. Syirik kecil
dapat berubah menjadi syirik besar. Ada beberapa cara agar kita
bisa terhindar dari kesyirikan, di antaranya adalah:
1.
Dengan mengikhlaskan
segala ibadah dan amal shalih kita hanya untuk mencari ridha Allah semata.
2.
Mempelajari ilmu
tauhid yang murni dan benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah
SAW.
3.
Mempelajari lawan dari
tauhid itu, yaitu syirik, baik itu definisinya, jenis-jenisnya, dan
contoh-contohnya.
4.
Memperbanyak doa
kepada Allah agar diberikan keistiqomahan (keteguhan) di atas tauhid dan sunnah
dan agar dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan dan kebid'ahan baik yang kita
ketahui ataupun tidak, baik yang kita sadari ataupun tidak.
ANALISIS MATERI PENDIDIKAN AL-QUR’AN/ AL-HADITS UNTUK SMA/SMK/MA MUHAMMADIYAH KELAS 10
ANALISIS MATERI PENDIDIKAN AL-QUR’AN/ AL-HADITS
UNTUK SMA/SMK/MA MUHAMMADIYAH KELAS 10
A.
Pendahuluan
Mata pelajaran Pendidikan Al-Qur’an dan Hadits merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik
untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam
dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupannya sehari-hari. Materi Pendidikan Al-Qur’an dan Hadits ini hanya diberikan di sekolah-sekolah yang
berbasis keislaman seperti Madrasah Ibtidaiyyah (MI), Madrasah Tsanawiyah
(MTs), Madrasah ‘Aliyah (MA) serta sekolah-sekolah bercirikan Islam seperti
Sekolah Dasar Islam (SDI), Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) dan Sekolah
Menengah Atas Islam (SMAI).
Di tingkat SMA/SMK/MA Muhammadiyah, mata
pelajaran Al-Qur’an dan Hadits diberikan dari kelas 10 sampai kelas 12. Mata pelajaran ini disajikan oleh guru di
antaranya dengan mengacu pada buku ajar yang berjudul Pendidikan Al-Qur’an/ Al-Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah, dari kelas 10 sampai kelas 12. Buku pelajaran Pendidikan
Al-Quran/ Al-Hadits kelas X ini ditulis oleh Sangidah Rofi’ah, S.Ag,
M.S.I dan diterbitkan oleh Majelis Dikdasmen PWM DIY. Buku ini disusun mengacu pada
kurikulum ISMUBA jenjang SMA/SMK/MA yang dikembangkan Majelis Dikdasmen PWM DIY
tahun 2011 dengan mempedomani Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
pendidikan ISMUBA yang ditetapkan Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah
dan Standar Isi PAI yang dirumuskan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan
(BSNP) tahun 2011.
Agar dapat mengajarkan materi Al-Qur’an dan
Hadits dengan baik,
maka guru dituntut untuk mampu menganalisis materi yang disajikan dalam buku
tersebut. Hasil analisis, berupa kelebihan-kelebihan buku akan dimanfaatkan semaksimal
mungkin untuk mencapai efektifitas pembelajaran. Adapun kekurangan-kekurangannya dapat
dieliminir dengan cara memperkaya materi Al-Qur’an dan Hadits dari sumber-sumber lain. Dalam makalah ini akan
diuraikan analisis terhadap materi buku Pendidikan Al-Qur’an/ Al-Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 10.
B.
Profil dan Isi Buku
Buku yang akan
dianalisis dalam makalah ini berjudul Pendidikan Al-Qur’an/ Al-Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah
kelas 10. Buku ini ditulis oleh Sangidah Rofi’ah, S.Ag, M.S.I dan diterbitkan olehMajelis Dikdasmen PWM DIY. Sampul buku berwarna
orange kecoklatan, bagian kiri atas sampul terdapat logo Muhammadiyah. Terdapat suatu bangunan bertingkat seperti kantor berwarna biru coklat
dengan dihiasi bagian tengah berupa logo Muhammadiyah.
Buku yang ditulis mengacu
pada kurikulum ISMUBA jenjang SMA/SMK/MA yang dikembangkan Majelis Dikdasmen
PWM DIY tahun 2011 dengan mempedomani Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan pendidikan ISMUBA yang ditetapkan Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat
Muhammadiyah dan Standar Isi PAI yang dirumuskan oleh Badan Standarisasi
Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2011 dimulai dengan sambutan dari kepala dinas
Dikpora DIY, sambutan kepala kantor PWM DIY, Pengantar Majelis Dikdasmen PWM DIY,
daftar isi semester 1 dan semester 2, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kelas X semester gasal dan semester genap. Materi yang digunakan untuk semester
1 yaitu dari bab 1 sampai bab 8, kemudian materi semester 2 dari bab 9 sampai
bab 13. Di dalam buku ini, di setiap bab juga diberikan ilustrasi gambar. Pada
setiap akhir bab pembelajaran disediakan soal evaluasi baik obyektif test
maupun essay test. Isi buku diakhiri dengan daftar pustaka. Sampul belakang
dimanfaatkan untuk menuliskan seperti kata mutiara mengenai Muhammadiyah oleh
K.H. Ahmad Dahlan.
Adapun daftar isi buku ini adalah sebagai
berikut:
A. Kelas X semester 1
|
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
|
1. Memahami
QS. Adz-Dzariyat ayat 56 tentang fungsi manusia sebagai hamba Allah
|
1.1 Membaca QS.
Adz-Dzariyat 56 dengan tartil
1.2
Mengartikan QS. Adz-Dzariyat 56 dengan
benar
1.3 Memahami
isi kandungan QS. Adz-Dzariyat 56
1.4 Menghafal
QS. Adz-Dzariyat dengan benar
|
|
2. Memahami
QS. Al-Baqarah ayat 30 tentang fungsi manusia sebagai khalifah Allah
|
2.1 Membaca
QS. Al-Baqarah ayat 30 dengan tartil.
2.2
Mengartikan QS. Al-Baqarah ayat 30 dengan benar.
2.3 Memahami
isi kandungan QS. AL-Baqarah ayat 30
2.4 Menghafal
QS. Al-Baqarah ayat 30 dengan benar.
|
|
3. Memahami
QS. An-Nisa’ ayat 59 tentang kewajiban mentaati Allah dan Rasulullah SAW.
|
3.1 Membaca
QS. An-Nisa’ ayat 59 dengan tartil.
3.2
Mengartikan QS. An-Nisa’ ayat 59 dengan benar.
3.3 Memahami
isi kandungan QS. An-Nisa’ ayat 59.
3.4 Menghafal
QS. An-Nisa’ ayat 59 dengan benar.
|
|
4. Memahami QS. Al-Baqarah ayat 1-5 tentang tanda-tanda orang yang
bertaqwa
|
4.1 Membaca
QS. Al-Baqarah ayat 1-5 dengan tartil.
4.2
Mengartikan QS. Al-Baqarah ayat 1-5 dengan benar.
4.3 Memahami
isi kandungan QS. Al-Baqarah ayat 1-5.
4.4 Menghafal
QS. Al-Baqarah ayat 1-5 dengan benar.
|
|
5. Memahami QS. Al-An’am ayat 162-163 tentang penyerahan diri kepada
Allah
|
5.1 Membaca QS.
Al-An’am ayat 162-163 dengan tartil.
5.2
Mengartikan QS. Al-An’am ayat 162-163 dengan benar.
5.3 Memahami
isi kandungan QS. Al-An’am ayat 162-163.
5.4 Menghafal
QS. Al-An’am ayat 162-163 dengan benar.
|
|
6. Memahami QS. Al-Furqan ayat 63-68 tentang sifat-sifat hamba Allah yang
mendapat kemuliaan
|
6.1 Membaca QS.
Al-Furqan ayat 63-68 dengan tartil.
6.2
Mengartikan QS. Al-Furqan ayat 63-68 dengan benar.
6.3 Memahami
isi kandungan QS. Al-Furqan ayat 63-68.
6.4 Menghafal
QS. Al-Furqan ayat 63-68 dengan benar.
|
|
7. Memahami hadits tentang amal shalih
|
7.1 Membaca
hadits tentang amal shalih dengan benar.
7.2
Mengartikan hadits tentang amal shalih dengan benar.
7.3 Memahami
isi kandungan hadits tentang amal shalih.
7.4 Menghafal
hadits tentang amal shalih dengan benar.
|
|
8. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang kontrol diri (mujahadah
an nafs), prasangka baik (husnudzon), dan persaudaraan (ukhuwah).
|
8.1 Membaca
berdasarkan kaidah tajwid QS. Al-Anfal ayat 72; QS. Al-Hujurat ayat 12; dan
QS. Al-Hujurat ayat 10.
8.2 Menulis
dengan baik dan benar QS. Al-Anfal ayat 72; QS. Al-Hujurat ayat 12; dan QS.
Al-Hujurat ayat 10.
8.3
Menerjemahkan dengan tepat QS. Al-Anfal ayat 72; QS. Al-Hujurat ayat 12; dan
QS. Al-Hujurat ayat 10.
8.4
Menjelaskan kandungan QS. Al-Anfal ayat 72; QS. Al-Hujurat ayat 12; dan QS.
Al-Hujurat ayat 10, serta hadits yang terkait.
|
B. Kelas X semester 2 (Genap)
|
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
|
9. Memahami
ayat-ayat AL-Qur’an dan Hadits tentang larangan khamr/narkoba, judi, dan
zina.
|
9.1 Membaca
berdasarkan kaidah tajwid QS. Al-Maidah ayat 90; QS. Al-Isra’ ayat 32; QS.
Al-Baqarah ayat 219.
9.2 Menulis
dengan benar QS. Al-Maidah ayat 90; QS. Al-Isra’ ayat 32; QS. Al-Baqarah ayat
219.
9.3
Menerjemahkan dengan tepat QS. Al-Maidah ayat 90; QS. Al-Isra’ ayat 32; QS.
Al-Baqarah ayat 219.
9.4
Menjelaskan kandungan QS. Al-Maidah ayat 90; QS. Al-Isra’ ayat 32; QS.
Al-Baqarah ayat 219.
|
|
10.Memahami
QS. An-Nahl ayat 125 tentang strategi berdakwah
|
10.1 Membaca QS.
An-Nahl ayat 125 dengan tartil.
10.2
Mengartikan QS. An-Nahl ayat 125 dengan benar.
10.3 Memahami
isi kandungan QS. An-Nahl ayat 125.
10.4
Menghafal QS. An-Nahl ayat 125 dengan benar.
|
|
11.Memahami
QS. Ali-‘Imran ayat 190-191 tentang ulul-albab
|
11.1 Membaca QS.
Ali-‘Imran ayat 190-191 dengan tartil.
11.2
Mengartikan QS. Ali-‘Imran ayat 190-191 dengan benar.
11.3 Memahami
isi kandungan QS. Ali-‘Imran ayat 190-191.
11.4
Menghafal QS. Ali-‘Imran ayat 190-191 dengan benar.
|
|
12.Memahami
QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10 tentang beberapa ketentuan berhubungan dengan shalat
Jum’at
|
12.1 Membaca QS.
Al-Jumu’ah ayat 9-10 dengan tartil.
12.2
Mengartikan QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10 dengan benar.
12.3 Memahami
isi kandungan QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10.
12.4
Menghafal QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10 dengan benar.
|
|
13.Memahami
hadits Nabi tentang takabur dan minuman keras serta perilaku menyerupai lawan
jenis.
|
13.1 Membaca
hadits tentang takabur dan minuman keras serta perilaku menyerupai lawan
jenis dengan tartil
13.2
Mengartikan hadits tentang takabur dan minuman keras serta perilaku
menyerupai lawan jenis dengan benar.
13.3 Memahami
isi kandungan hadits tentang takabur dan minuman keras serta perilaku
menyerupai lawan jenis.
13.4
Menghafal hadits tentang takabur dan minuman keras serta perilaku menyerupai
lawan jenis dengan benar.
|
C.
Analisis Materi
Analisis materi yang akan pemakalah
identifikasi meliputi berbagai aspek. Di antaranya: Aspek bahasa dan
tulisannya, aspek kesesuaian materi dengan standar kompetensi
yang ingin dicapai, kronologi atau sistematika materi dan evaluasi belajar.
1.
Analisis Bahasa
Pemakalah
menemukan beberapa kesalahan bahasa yang digunakan dalam kalimat-kalimat buku
ini. Kesalahan yang terjadi seperti pada halaman 3 pada peta konsep, yaitu kata
ikhfa’ haqiqiy yang seharusnya tertulis ikhfa’ haqiqi. Contoh lain pada halaman
Kata shirat mustaqim merupakan bahasa arab yang artinya jalan lurus. . Akan lebih baik apabila di tambahkan “al” menjadi shirat al-mustaqim. (halaman 19,baris ke sebelas). Kata di seantero jagat merupakan kata
yang susah untuk difahami. Seharusnya
menggunakan kata seluruh dunia, (halaman
16 bagian paling atas baris kedua).
Kata luput merupakan Bahasa Jawa yang artinya hilang. (Pada halaman 42.) Kata tersebut tentu tidak baku bila diserap mentah begitu saja ke
dalam Bahasa Indonesia.
Selain dari
kesalahan bahasa yang digunakan (baku/tidak baku) terdapat pula bahasa maupun
kata yang kurang tepat saat diterapkan dalam konteks kalimat. Sebagai contoh:
cara membaca dengan mudah maka harus memahami hukum bacaan yang terkandung dalamnya
(halaman 3, alinea pertama). Kata dalamnya kurang tepat bila
diterapkan dalam kalimat tersebut. Akan lebih tepat apabila menggunakan kata di
dalamnya. Contoh lain: saya terangkan kepadamu, bahwa saya tidak menemukan
kendaraan sebelum saya datang ini (halaman 8, alinea ketiga, baris
ketujuh). Kata ini akan lebih tepat apabila diganti mejadi sekarang,
karena akan mudah diserap maupun diartikan.
Selain contoh
diatas masih ada contoh kata dalam konteks bahasa yang terlalu bertele-tele,
misalnya pada halaman 19 poin kedua: ...nantinya akan berbuat kerusakan di bumi
dan berbunuh-bunuhan. Kata berbunuh-bunuhan merupakan kata yang
terlalu bertele-tele, akan lebih ringkas apabila menggunakan kata saling
membunuh. Contoh lain: demikianlah pula menggunjingpun diharamkan dalam
agama dan dianggap buruk di dalam jiwa (manusia) (halaman 87, alinea 6). Kata demikianlah
pula menggunjingpun terlalu bertele-tele, akan lebih baik apabila
kalimatnya “demikian pula menggunjing”. Penafsiran akan lebih mudah.
Ada pula penggunaan
kalimat yang tidak relevan dan tidak konsisten pada bagian awal hingga bagian
akhirnya. Sebagai contoh: medengar dan menaati seorang (pemimpin) yang
Muslim adalah wajib, baik dalam perkara yang disenangi atau dibenci, selama
tidak diperintahkan untuk maksiat...(halaman 29 bagian paling akhir).
Padahal dalam paragraf selanjutnya berbunyi: hanya saja, sebagaimana ditegaskan
dalam hadits di atas, perkara yang diperintahkan oleh pemimipin itu tidak boleh
melanggar syari’ah (halaman 30 alinea ketiga). Seharusnya pada
paragraf awal kata maksiat menggunakan kata syari’ah agar mudah
dipahami secara kontekstual. Contoh lain adalah pada halaman 32 alinea ketiga
dan keempat, halaman 42 alinea ketiga: aku berjuang dan aku berbuat apapun
hanya untuk Allah semata-mata. Aku makan tidak pernah kenyang. Aku
kenyang dengan kelzatan bersama Tuhan. Aku minum tidak pernah hilang
dahaga karena aku mabuk cinta dengan Tuhan... kata Tuhan tidak
konsisten dalam paragraftersebut, agar tetap konsisten hendaknya menggunakan
kata Allah sampai akhir paragrafnya.
Selain hal
tersebut di atas ada pula kalimat yang tidak menggunakan kata hubung, karenanya
menjadikan kalimat rancu. Contohnya: oleh karena jauhilah
perbuatan-perbuatan yang merugikan tersebut untuk keselamatan... (halaman 92).
Kalimat oleh karena jauhilah sedikit rancu karena tidak mempunyai kata
hubung, akan lebih baik apabila menggunakan kata hubung “itu”.
Ada pula
bahasa-bahasa yang tidak formal. Contohnya: seperti kamu punya kesalahan
terhadap penguasa (raja/presiden).... belum tentu (di akhirat) anda
diampuni dosanya atau tidak (halaman 151 baris pertama dan baris kesepuluh).
Kata kamu pada kalimat pertama terkesan tidak formal bahkan tidak sopan,
sedangkan pada kalinat berikutnya menggunakan kata anda. Akan lebih baik
apabila komposisi kalimat konsekuen dan kata kamu diganti menggunakan
kata anda.
2.
Analisis Tulisan
Kualitas
tulisan buku Pendidikan Al-Qur’an/Al-Hadits untuk SMA/SMK/MA sudah cukup baik.
Baik tulisan latin maupun arab mudah dan jelas dibaca. Tulisan latin
menggunakan font Times New Roman dengan ukuran 12. Sedangkan jenis huruf arab
yang digunakan adalah Traditional Arabic ukuran 18.
Meskipun secara
umum tulisan sudah bagus, namun masih banyak juga tulisan yang salah. Kesalahan
tulis yang paling banyak pemakalah temukan adalah penulisan tulisan. Contohnya pada halaman 19, kata yang seharusnya Darussalam ditulis
dengan kata Darus salam. Pada
halaman 18, kata kabar ditulis dengan Khabar. Pada halaman 18 tulisan Mukmin ditulis dengan Mu’min. Pada
halaman 19 kalimat yang seharusnya dijelaskan ditulis dengan djelaskan.
Pada poin soal halaman 24, terjadi kesalahan dalam penulisan soal bahasa
arab dengan mengacu perintah soalnya harus ada titik-titik untuk mengisi
jawaban yang berada di dalam ayat Qur’an al-Isra’ ayat : 9. Pada halaman 28
tulisan zolim seharusnya tulisan tersebut zalim. Pada halaman 29
tertulis tai’ut tabi’in seharusnya ditulis tabi’ut tabi’in. kata keihlasan
seharusnya ditulis keikhlasan pada halaman 42. Dan juga pada halaman
67 terdapat tulisan diridhoi seharusnya diridhai. Dalam
pemenggalan kata, kata di manapun seharusnya dimanapun. Di sini
seharusnya disini (halaman 80). Kata ridlo seharusnya ridha (halaman 81). Kata
mela’nati seharusnya melaknati (halaman 121). Dan pada kata ma’siat seharusnya
maksiat dan kata manusi seharusnya manusia Kata sebahagian seharusnya sebagian (halaman 133). Kata nahy
seharusnya nahi (halaman 142). Kata idzhar halqy seharusnya ditulis idzhar
halqi (halaman 153).
Pemakalahan
beberapa istilah yang ada tidak sesuai dengan Pedoman Transliterasi
Arab-Indonesia. Misalnya Al-Qur>an (halaman 6) seharusnya ditulis Al-Qur’an.
Kata thabi’y (halaman 27) seharusnya ditulis thabi’i. Kata berakidah
(halaman 48) seharusnya ditulis beraqidah. Kata tawadhu (halaman
151) seharusnya ditulis tawadhu’. Kata ka>bah (halaman 95)
seharusnya ditulis Ka’bah.
Pemakalahan
beberapa kata yang tidak diawali dengan huruf kapital pada kata-kata tertentu
seperti: zabur, taurat, injil (halaman 41), seharusnya ditulis Zabur,
Taurat, Injil. Kata-kata yang seharusnya tidak diawali dengan huruf kapital
akan tetapi diawali dengan huruf kapital, contohnya: menggunjing/Membicarakan
(halaman 87) seharusnya ditulis menggunjing/membicarakan. Kalimat adalah
Termasuk perbuatan syaitan (halaman 94) seharusnya ditulis adalah
termasuk perbuatan syaitan. Kata islam (halaman 97) seharusnya
ditulis Islam. Pemakalahan nama hari, nama orang, jenis agama masih
banyak yang tidak ditulis kapitak diawal katanya seperti: jum’at, adam,
islam, nasrani, yahudi (halaman 134) seharusnya ditulis Jum’at, Adam,
Islam, Nasrani, Yahudi.
Pemakalahan
kalimat yang seharusnya ada jarak (spasi) akan tetapi tidak diberi jarak
(spasi) atau sebaliknya. Misalnya: setelah tanda titik (.) tidak diberi jarak
(spasi) pada halaman 96 ...yang pada akhirnya dilarang.Karena itu... seharusnya
kata karena diberi jarak satu spasi dari titik. Pada kalimat mahatinggi
(halaman 112) seharusnya ditulis Maha Tinggi. Pada kata jurudakwah
(halaman 114) seharusnya ditulis juru dakwah. Kalimat dekatimam (halaman
135) seharusnya ditulis dekat imam. Kalimat mendapatpahala,
barangsiapa, kemasjid, yangmempunyai, diaberkurban, kepadakushalawatnya,
akanmengabulkannya, untuksegera (halaman 135, 136) seharusnya ditulis mendapat
pahala, barang siapa, ke Masjid, yang mempunyai, dia berkurban, kepadaku
shalawatnya, akan mengabulkannya, untuk segera. Kata di taati (halaman
29) seharusnya ditulis ditaati.
Pemakalahan
kata masih banyak yang belum lengkap sebagai contoh: mentaati (halaman
19, 26, 30) seharusnya
berdasarkan tulisan Bahasa Indonesia yang benar huruf K,T,S,P lebur apabila
diberi awalan seperti men- dan sebagainya, seharusnya ditulis menaati. Kata
dipetakn (halaman 33) seharusnya ditulis dipetakan. Kata berpunca,
terkeluar, bapa (halaman 43) seharusnya ditulis berpuncak, keluar,
bapak. Pada kalimat kebajikan-kebajiikan (halaman 63) seharusnya
ditulis kebajikan-kebajikan. Pada halaman 45 Ayat yang digaris bawah
di atas maknanya adalah, padahal dalam soal tidak ada yang digaris
bawahi. Pada halaman 76 kata dimpinnya seharusnya ditulis dipimpinnya.
Pada halaman 82 kata pertolongn seharusnya ditulis pertolongan. Pada
halaman 86 kata shohih seharusnya dalam pemakalahan Bahasa Indonesia
yang baku adalah shahih. Pemakalahan kalimat kandungan isi akan
lebih baik bila ditulis isi kandungan (terdapat pada setiap bab kandungan
isi dibuku).
Pemakalahan
kalimat dalam tulisan Arab masih kerap dijumpai tulisan yang kurang tanda baca (fathah,
dhomah, sukun, alif) hampir disemua ayat yang dijumpai dibuku. Begitu pula
dengan pemakalahan tanda baca, yang seharusnya ada tanda waqof akan
tetapidalam buku ditulis tanpa tanda waqof.
3.
Analisis Arti
Terjemahan arti
dalam buku Pendidikan Al-Qur’an/Al-Hadits baik perkata maupun keseluruhan
kalimat sudah cukup baik. Akan tetapi masih ditemukan beberapa kata yang pemakalahan
artinya kurang. Sebagai contoh: kata فِي اْلاَرْضِ digaris bawahi pada halaman 22 yang seharusnya
artinya adalah di bumi, akan tetapi dalam pilihan soal tidak ada opsi di
bumi, melainkan bumi saja. Terdapat pula penafsiran ayat yang tidak
sinkron diawal dan diakhirnya. Sebagai contoh pada halaman 4 arti kata لِيَعْبُدُوْنِ diartikan supaya mereka menyembah
kepadaku, sedangkan dalam arti keseluruhan kalimat dituliskan ...supaya
mereka mengabdi kepadaku. Hal tersebut tentu saja tidak ada kesesuaian arti
perkata dan arti secara keseluruhan.
4.
Analisis Urutan Materi
Seletah pemakalah mencermati secara seksama terhadap urutan
penyajian materi buku Al – Qur’an Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 10,
secara keseluruhan urutan materi dalam buku ini sudah runtut. Antara standar
kompetensi dengan kompetensi dasar, maupun kompetensi dasar dengan penempatan
materi yang terdapat didalam buku.
5.
Analisis Kesesuaian Materi dengan Standar Kompetensi
Berkaitan dengan
kesesuaian antara materi dengan standar kompetensi, setelah pemakalah melakukan
analisis buku, maka terdapat beberapa aspek yang dapat dianalisis terkait
kesesuaian materi dengan standar kompetensi, diantaranya:
a) Ilustrasi
Ilustrasi gambar dalam
setiap babnya menurut pemakalah sebenarnya lebih memudahkan pemahaman terhadap
siswa. Ilustrasi di beberapa bab menurut pemakalah sudah sesuai dengan standar
kompetensi.
Hanya saja ada beberapa
gambar ilustrasi yang dirasa pemakalah kurang sedikit sesuai dengan bab yang
dibahas, yaitu ilustrasi bab VIII yang mengangkat topik “husnudzan dan ukhuwah”
tetapi menurut pemakalah gambar ilustrasi yang disajikan tidak berkaitan dengan
topik yang diangkat. Ilustrasi dalam bab VIII malah menggambarkan hadits
mengenai orang yang sedang sakit, sehingga sangat tidak berkaitan dengan pokok
bahasan yang disajikan.
Hal ini juga terdapat pada
bab XIII dengan judul “takabur, minuman keras, dan menyerupai lawan jenis” yang
sangat tidak berkaitan. Ilustrasi tersebut menggambarkan padi yang mulai
berisi, menurut pemakalah ilustrasi padi yang mulai lebih berisi lebih tepat
untuk menggambarkan orang yang rendah hati. Contoh ilustrasi yang tepat
contohnya gambar orang yang sedang memegang botol khamr.
b) Peta Konsep
Secara keseluruhan peta
konsep setiap bab sudah sesuai antara standar kompetensi. Hanya saja terdapat
satu peta konsep yang tidak sesuai dengan standar kompetensi XI yaitu mengenai “ulul-albab”.
Di dalam bab tersebut ayat yang digunakan dalam peta konsep sudah sesuai terkait
“ulul-albab” namun pembahasan di dalam peta konsepnya membahas mengenai
“berdakwah” yang seharusnya pembahasan berdakwah dibahas dalam bab X.
c) Uraian Materi
Uraian materi dalam buku
ini setiap babnya sudah mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang akan dicapai. Setiap membahas ayat, urutan pembahasannya yaitu dari
membaca dan menulis teks ayat, hukum bacaannya, arti per kata arti keseluruhan,
dan isi kandungan. Namun, ada satu ayat pendukung dalam bab ke VIII tentang
“husnudzan dan ukhuwah” yaitu surat Al-Hujurat ayat 12 pembahasannya hanya
berhenti pada arti keseluruhan saja, untuk isi kandungan tidak dicantumkan.
Padahal, apabila isi kandungan dicantumkan, maka akan lebih memudahkan para siswa
untuk memahami materi terkait.
d) Kisah Teladan
Pada bab VIII, bab ini membahas tentang Husnuzhan dan Ukhuwah.
Ukhuwah biasa di artikan sebagai “persaudaraan” sedangkan Husnuzhan yaitu
“berprasangka baik”. Sedangkan didalam Kisah Teladan yang di cantumkan dalam
materi tersebut adalah “Islam Rasional Ala Umar”. Yang pada intinya kisah ini bercerita tentang
sikap keras umar dalam beragama, dan mampu melihat hal – hal gaib yang ada
kalanya mendahului wahyu. Dan Rasulullah SAW menyatakan “sesungguhnya Allah
menjadikan kebenaran pada lisan umar dan hatinya”. Kisah teladan diatas
sebenarnya bisa dimasukan kedalam bab II yang membahas tentang “Fungsi Manusia
Sebagai Khalifah Allah”pada halaman 13.
Pada bab IX, bab ini membahas tentang Larangan Khamr / Narkoba judi
dan Zina. Sedangkan Kisah Teladan yang tercantum adalah “Keajaiban Do’a Istri
Shalihah”. Kisah teladan tersebut sebenarnya dapat dimasukan ke dalam bab V
yaitu “Penyerahan diri kepada Allah SWT pada halaman 47.
e) Kamus Mini
Adanya kamus mini di
setiap babnya menurut pemakalah sangat membantu untuk memudahkan siswa dalam
mempelajari materi terutama mengenai istilah-istilah yang masih dirasa asing.
Menurut pemakalah, kamus mini yang disajikan sudah sesuai dengan standar
kompetensi yang akan dicapai.
6.
Analisis terhadap Evaluasi Belajar
Instrumen evaluasi belajar yang digunakan dalam
buku ini sudah cukup bagus dan memadahi. Menurut Anas Sudiyono (2001) dalam instrumen evaluasi yang baik antara lain
bersifat representatif, obyektif,
variatif dan valid.
a. Aspek Representatif
Dari aspek representatif,
hampir semua soal evaluasi yang disajikan sudah dapat dikatakan representatif
terhadap materi yang disampaikan dan dapat mewakili sebagai fungsinya menjadi
pengukur materi yang disampaikan dalam buku.
b. Aspek obyektivitas
Dari aspek obyektivitas,
secara keseluruhan materi hampir sudah dapat dikatakan obyektif, dan dapat
digunakan sebagai pengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi yang
disampaikan. Akan lebih obyektif lagi apabila dalam memberikan penilaian
terhadap siswa juga bersifat obyektif, apa adanya dan tidak dipengaruhi
pendapat dan pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil keputusan atau
tindakan dalam penilaian sehingga benar-benar murni dari kemampuan siswa itu
sendiri
c. Aspek variatif
Di dalam buku ini,
pembuatan soal sudah dapat dikatakan bervariasi karena jenis soal-soal yang
digunakan sudah mencakup obyektif test dan essay test tetapi masih dalam
kategori simpe. Jenis soal obyektif test dalam buku ini hanya menggunakan multiple
choice item (pilihan ganda) dengan alternatif jawaban a,b,c,d, dan Untuk
jenis soal essay test menggunakan tes uraian terbatas yang dapat dijadikan
sebagai acuan untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa terhadap materi. Tetapi,
alangkah baiknya soal evaluasi ditambah dengan bentuk yang lebih bervariasi,
misalnya untuk bentuk obyektif test ditambahkan dengan model soal matching
test, fill in test, dan true-false test yang disesuaikan dengan materi yang
disampaikan.
d. Valid
Terdapat satu soal yang kurang valid yaitu
soal pilihan ganda nomor 2 bab V yang tidak sesuai dengan yang diajarkan di
dalam buku. Tetapi, secara keseluruhan soal sudah dapat dikatakan valid sesuai
dengan materi yang diajarkan di dalam buku.
D.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, pemakalah menyimpulkan
bahwa dalam buku Al-Qur’an dan Hadits untuk SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas X:
1.
Terdapat banyak
kesalahan bahasa, penulisan, dan kata
yang digunakan.
2.
Pemaparan materi sudah
urut.
3.
Terdapat
beberapa materi yang tidak sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang harus dicapai.
4.
Bentuk evaluasi belajar sudah cukup baik dilihat dari
segi representaif, obyektifitas, dan validitasnya hanya saja untuk model soalnya bisa lebih dibuat lebih bervariasi lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Rofi’ah, Sangidah. 2012. Pendidikan
Al-Qur’an/ Al-Hadits SMA/SMK/MA Muhammadiyah. Yogyakarta: Dikdasmen PWM DIY
Wikibooks Bahasa Indonesia Ejaan Yang
Disempurnakan.
Sudijono, Anas,
Pengantar Evaluasi Belajar, Bandung: Rajawali Press, 2001
Langganan:
Komentar (Atom)